Trends

Imbas Corona, Pengunjung Mal di Jakarta Tinggal 30 Persen

Aktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
Aktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Bisnis pusat perbelanjaan atau mal di DKI Jakarta turut terhantam dampak penyebaran virus Corona. Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Ellen Hidayat mengatakan saat ini tingkat keterisian pengunjung mal tinggal 30 persen.

“Adanya larangan social distancing dan work for home (bekerja dari rumah) serta masyarakat juga mulai mengerti penyebaran virus corona yang cepat, maka traffic pengunjung di mal memang turun sampai 70 persen,” kata Ellen saat dihubungi pada Selasa, 24 Maret 2020.

Ellen mengatakan, mal-mal yang paling terdampak penyebaran virus Corona ini umumnya mal dengan pangsa pasar menengah ke atas. Akibat kondisi tersebut, sejumlah mal bahkan telah menutup sementara tenant-tenat-nya.

Ia mencontohkan Mal Central Park yang berlokasi di Jakarta Barat. Ada sekitar lima tenant yang tidak beroperasi untuk sementara. Sesuai dengan yang diumumkan pihak pengelola pusat perbelanjaan di media sosial resmi mereka, tenant yang dimaksud adalah bioskop CGV, Inul Vizta, Rise, Fun World, dan Zen-O. Penutupan dilakukan mulai 23 Maret higga 5 April 2020.

Ada pula Senayan City yang menutup sekitar lima tenant-nya. Tenant-tenant yang tutup sementara ialah Lollipops, Billiard, Rabbithole, Senayan City XXI, dan Meiso. Periode penutupan tenan tersebut dilakukan dalam waktu yang sama, yakni 23 Maret hingga 5 April 2020.

Di sisi lain, menurut Ellen, ada satu mal di Jakarta yang memilih menghentikan operasionalnya hampir total selama sepekan, yakni Plaza Indonesia. Pusat belanja di jantung Ibu Kota itu hanya membuka toko-toko yang melayani kebutuhan dasar di lantai basement.

Di antaranya TheFoodHall Supermarket, Guardian, GNC, Century, Natural Farm. Kemudian, Maybank, Money Changer BBC dna Dua SIsi, serta semua ATM di level basement. Penutupan dilakukan mulai 25 Maret hingga 3 April 2020.

Untuk mal-mal yang masih beroperasi, Ellen memastikan pihak pengelola melakukan pengamanan secara ketat. “Bila ada pengunjung dengan suhu di atas 38 derajat, mereka tidak izinkan memasuki area mal,” tuturnya.

Pihak mal juga telah melakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan secara berkala. Khususnya di titik-titik dengan tingkat mobilisasi pengunjung tinggi, seperti eskalator dan lift. “Kami juga sediakan sanitizer,” ucap Ellen.

Sebelumnya, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 60 Tahun 2020 tentang Penutupan Sementara Kegiatan Operasional Industri Pariwisata dalam Upaya Kewaspadaan terhadap Penularan Infeksi Corona Virus Disease (Covid-19). Berdasarkan dokumen surat yang diterima Tempo, Pemprov DKI memerintahkan pelaku hiburan menutup sementara kegiatan operasional selama dua pekan terhitung 23 Maret hingga 5 April 2020.

Sesuai dengan surat itu, kegiatan usaha yang wajib ditutup sebagai bentuk kewaspadaan akan virus Corona adalah klab malam, diskotek, pub, karaoke keluarga, karaoke executive, bar, griya pijat. Kemudian, spa, bioskop, bola gelinding, bola sodok, mandi uap, seluncur, dan arena permainan ketangkasan manual/mekanik/dan elektronik untuk orang dewasa.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved