Management Technology Trends

Indodana-BayarInd Kembangkan Ekosistem Pembayaran untuk UMKM

Indodana-BayarInd Kembangkan Ekosistem Pembayaran untuk UMKM
Ki-ka: Faisal Hasan Basri (Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Sahabat UMKM), Arief Winarto(Chief Operating Officer BayarInd (PT Sprint Asia Technology)), dan Timothy Prawiromaruto( (Product Manager Indodana).

Sejak berdiri pada 2017, Indodana menjadi fintech yang fokus dalam pembiayaan konsumsi. Mulai tahun ini, fintech di bawah bendera PT Artha Dana Tecnology ini mulai mengembangkan pembiayaan produktif, khususnya untuk UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah).

Untuk itu, Indodana merangkul fintech lain, yaitu BayarInd (PT Sprint Asia Technology) dalam upaya edukasi dan berbagi tips sukses pengembangan bisnis pelaku UMKM di era Industri 4.0.

Tujuan dari kolaborasi ini untuk mensosialisasikan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing agar UMKM naik kelas.

“Kerja sama dengan BayarInd dan Sahabat UMKM untuk merealisasikan misi kami mengedukasi teman-teman UMKM. Kami menyadari pentingnya peran fintech dalam mendukung penggiat UMKM untuk melek teknologi di era industri 4.0,” ujar Timothy Prawiromaruto, Product Manager Indodana di Restoran Tesate Menteng (10/09/2019).

Di era industri 4.0 ini diharapkan pelaku UMKM lokal mampu beradaptasi dengan cepat dalam menerapkan digitalisasi guna meningkatkan daya saing. Tantangan UMKM dari sisi permodalan dan pengelolaan usaha bisa diatasi dengan memanfaatkan layanan teknologi fintech.

Misalnya kendala modal usaha, hal ini bisa diatasi dengan cara meminjam modal dan menggunakan fasilitas cicilan gawai pintar di Indodana. Sedangkan dari sisi pengelolaan usaha, pemanfaatan payment ecosystem dari PT Sprint Asia Technology seperti aplikasi BayarInd dan PasarInd.

Ekosistem pembayaran digital ini dapat mempermudah pengusaha UMKM mengelola bisnisnya secara cepat, efisien dan menguntungkan. “Kami percaya kehadiran BayarInd dan PasarInd akan memberi warna baru pada industri sistem pembayaran di Indonesia. BayarInd adalah e-wallet yang terintegrasi dengan sistem POS (Point of Sales) aplikasi PasarInd, sehingga menjadi satu kesatuan (payment ecosystem) yang bisa mempermudah pelaku usaha UMKM di Tanah Air,” ujar Arief Winarto, Chief Operating Officer PT Sprint Asia Technology.

Arief menambahkan, ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh penggiat UMKM dalam penerapan ekosistem pembayaran digital (BayarInd dan PasarInd). “BayarInd memiliki fitur lengkap sebagaimana layaknya dompet fisik. Dengan keunggulan tiga instrumen utama pembayaran atau sumber dana yang bisa berasal dari kartu kredit, kartu debit (rekening bank) dan e-money. Bahkan, BayarInd mampu memproses pembayaran dari semua kartu kredit dan kartu debit berlogo Visa, Mastercard, JCB dan Amex dari seluruh dunia,” terangnya.

BayarInd bisa menjangkau seluruh segmen masyarakat mulai dari kelas affluent, middle class sampai masyarakat yang belum terjangkau perbankan (un-bankable). Sehingga secara geografis Bayarind dapat digunakan di kota-kota besar maupun kota-kota kecil, bahkan di pedesaan. Sementara itu, aplikasi PasarInd yang merupakan sistem kasir digital (POS) bisa mempermudah pemilik bisnis untuk menganalisis, menyimpan data penjualan, memonitor biaya hingga pengecekan persediaan stok barang.

Keuntungan penerapan BayarInd dan PasarInd bagi pelaku usaha yakni memberikan kemudahan dalam mendigitalisasi pembayaran sehingga bisa menghemat biaya dan waktu. BayarInd menguntungkan dari sisi penjual karena sistem bisa menerima segala bentuk transaksi yang dilakukan pembeli.

Adapun, aplikasi PasarInd akan mempermudah pebisnis mengelola data penjualan, hingga monitoring usahanya secara online. Penerapan payment ekosistem BayarInd dan PasarInd bisa digunakan di segala sektor industri baik e-commerce maupun outlet fisik.

Faisal Hasan Basri, Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Sahabat UMKM, mengatakan, event pelatihan yang diselenggarakan Sahabat UMKM merupakan wadah bagi pelaku usaha dan mitra partner (fintech) untuk saling bertemu dan berbagi pengetahuan tentang pemanfaatan digitalisasi di bidang kewirausahaan. “Kami berharap pelatihan seperti ini dapat menumbuhkan semangat positif, serta memberikan wawasan dan transformasi digital dalam upaya meningkatkan daya saing global pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Faisal.

Dalam acara kolaborasi ini, Indodana turut meluncurkan layanan cicilan ringan gawai tablet atau komputer jinjing untuk penggiat UMKM di Belitung. Fintech Indodana memahami sistem perbankan Indonesia belum bisa menjangkau seluruh nasabahnya dalam memberikan kredit karena operational cost yang tinggi, apalagi penggiat UMKM banyak yang tidak mempunyai aset yang bisa diagunkan.

Edukasi menjadi program berkelanjutan yang penting diberikan kepada pelaku UMKM agar mereka semakin semangat dan memiliki pengetahuan yang jelas seperti fintech pinjaman resmi serta cara-cara pemanfaatan fitur aplikatif fintech. Ke depan, Indodana akan mengunjungi kota-kota di seluruh Tanah Air untuk terus memberikan edukasi dan membantu pelaku usaha meningkatkan kinerja bisnisnya.

Di era industri 4.0, kunci utama agar bisnis UMKM lokal maju ialah dengan memahami penggunaan teknologi dan memaksimalkan penggunaannya. Penggunaan gawai, seperti tablet pintar bisa menjadi alat penunjang sukses bisnis UMKM. Salah satu caranya yaitu menggunakan BayarInd dan PasarInd untuk mengelola keuangan dan kelangsungan usaha secara digital.

“Dalam mengembangkan pembiayaan produktif, kami akan lebih melakukan pendekatan ke komunitas, salah satunya ke komunitas makanan dan minuman,” kata Timothy.

Dalam memberikan pinjaman melakukan tiga mitigasi risiko hutang, Indodana menggunakan artificial intelligence (AI) dan bigdata analytic, untuk menilai risiko peminjam. Kedua melalui, collection, namun tidak akan sama dengan yang dilakukan debt collection umumnya yang selama ini diketahui kacau karena sebagai member fintech assosiations tidak bisa sembarangan. Ketiga, dengan asuransi yang sudah sejak tahun lalu bersama Simas Insure Tech. Jadi setiap yang uang yang ditempatkan di Indodana sudah diasuransikan.

“Saat ini NPL kami 3%, Target jangka panjang kami 20% porsi untuk produktif. Saat ini masih dominan di konsumsi,” kata Timothy. Ia menargetkan total pembiayaan yang disalurkan Indodana Rp 1 triliun pada akhir tahun ini. Namun sejak awal berdiri hingga saat ini sudah mencapai Rp 300 miliar pembiayaan yang sudah disalurkan Indodana. “Rata-rata 3% per bulan pertumbuhan pinjaman kami,” ungkapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved