Trends Economic Issues zkumparan

Indonesia Miliki Peluang Besar Jadi Pusat Fesyen Muslim Dunia

Di tengah penurunan ekonomi nasional dan global saat ini, data nilai ekspor produk fesyen termasuk busana muslim justru mengalami kenaikan. Menurut Kepala Grup Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia (BI), Prijono hal ini merupakan kontribusi positif yang signifikan dari para pelaku usaha fesyen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Sektor fesyen memang menjadi salah satu sektor yang kembali ditonjolkan dalam pagelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020. BI bersama Indonesia Fashion Chamber (IFC), dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) sebagai penyelenggara melihat Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pusat fesyen muslim dunia.

“Untuk itu kami mengharapkan, kita dapat bersama-sama berpartisipasi aktif dalam memajukan dan mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia khususnya di sektor fesyen,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (11/08/2020).

Mengusung tema “Sustainable Fashion, Sustainable Lifestyle“, Modest Fashion ISEF akan diadakan secara virtual (daring) pada 28-31 Oktober 2020. Selama empat hari penyelenggaraan akan menghadirkan 12 sesi virtual fashion show, 164 desainer/brand, 720 rancangan, dan 180 model.

“Dengan basis virtual, modest fashion show dapat diselenggarakan lebih interaktif dan dinamis. Gelaran ini juga akan disiarkan melalui live streaming sehingga para desainer berkesempatan untuk mempresentasikan koleksi rancangannya secara utuh,” ungkap Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC)ISEF Fashion 2020.

Kegiatan virtual fashion show akan dilengkapi pula dengan business matching yang mempertemukan desainer dengan buyer. Berbasis virtual, acara ini juga memberikan kesempatan kepada 325 brand terpilih untuk mengikuti digital trade show selama tiga bulan (Agustus, September, dan Oktober) sebagai kegiatan pra-event Modest Fashion ISEF 2020. Digital trade show tersebut bekerja sama dengan online marketplace Bukalapak.

Adapun kata Ali, tema “Sustainable Fashion, Sustainable Lifestyle” diangkat sebagai suatu gerakan dan pesan yang kuat dalam penyelenggaraan Modest Fashion ISEF 2020. Menurutnya, konsep sustainable fashion bukan sebatas produk fesyen, namun terkait dengan sustainable lifestyle, yaitu gaya hidup berkelanjutan yang mengacu pada tiga prinsip dasar sustainable yakni sosial, ekonomi, dan lingkungan.

“Modest Fashion ISEF 2020 mengajak para partisipan, baik produsen maupun konsumen untuk semakin peduli dalam menjalani gaya hidup berkelanjutan dengan memperhatikan keberlangsungan kehidupan masyarakat, keselarasan lingkungan, dan kesejahteraan bersama,” katanya.

Konsep sustainable fashion ini semakin diperkuat dalam produk fesyen yang akan ditampilkan Modest Fashion ISEF 2020, yaitu penggunaan bahan baku dan SDM lokal untuk menggerakkan perekonomian lokal. Tapi tetap mengacu pada inspirasi tren global dan kepedulian akan lingkungan hidup dan sosial. Selain itu, koleksi busana disyaratkan untuk mengaplikasikan Trend Forecasting 2021/2022 dengan tema “The New Beginning” tentang perubahan pola hidup menghadapi era baru.

Ali melanjutkan, dalam mempersiapkan produk yang siap bersaing global dilakukan proses kurasi oleh tim kurator yang terdiri dari fashion designer Taruna K. Kusmayadi, Deden Siswanto, dan Sofie untuk memilih desainer/brand yang sesuai pasar internasional.

“Kriteria kurasi antara lain kategori busana muslim, mengaplikasikan inspirasi lokal dengan selera global, mutu desain dan produk yang baik, mengikuti tren fesyen global, memiliki buyer potensial, strategi penjualan dan bisnis yang baik, dan tentunya penggunaan bahan baku dan SDM lokal serta memiliki unsur sustainable dalam proses produksi,” jelas Deden Siswanto selaku tim kurator.

Proses kurasi memilih 164 desainer/brand untuk mengikuti fashion show dan business matching secara virtual dengan buyer lokal dan internasional. Kemudian, program pendampingan (coaching) akan dilakukan untuk mempersiapkan 164 desainer/brand terpilih dalam membuat koleksi dan materi promosi, seperti katalog online dan campaign video.

Desainer/brand yang terpilih antara lain Deden Siswanto, Hannie Hananto, Irna Mutiara, Itang Yunasz, Kami, Khanaan Shamlan, Kursien Karzai, Laudya Cynthia Bella, Monika Jufry, Najua Yanti, Nuniek Mawardi, Risa Maharani, Rosie Rahmadi, Sofie, Ayu Dyah Andari, Vivi Zubedi, dan Wignyo Rahadi.

Salah satu rancangan dari desainer Itang Yunasz.

Anggota Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA Indonesia) sektor fesyen yang terpilih melalui kurasi turut menampilkan karyanya dalam acara ini. IKRA Indonesia yang diinisiasi oleh Bank Indonesia dan Yayasan Vivi Zubedi merupakan platform yang mempertemukan pelaku usaha syariah antara lain sektor fesyen dalam melakukan pengembangan secara holistik untuk meningkatkan penetrasi produk fesyen syariah unggulan sehingga mampu menembus pasar global.

Kegiatan yang dilakukan secara virtual ini diharapkan dapat menstimulasi para pelaku usaha fesyen muslim di tanah air untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan gaya hidup dan perkembangan teknologi terkini yang berbasis digital.

“Kemudian berkreasi dan berinovasi untuk menyesuaikan ekosistem bisnis fesyen dari hulu hingga hilir – produksi, pemasaran, dan promosi – agar dapat menangkap dan menguasai peluang di pasar lokal dan global,” harap Ali.

Sementara itu, ISEF 2020 mengangkat tema “Mutual Empowerment in Accelerating Sharia Economic Growth through Promoting Halal Industries for Global Prosperity”, diselenggarakan sejak 7 Agustus dan akan mencapai puncaknya pada 27 – 31 Oktober 2020.

Pagelaran ini dinilai akan menjadi kegiatan ekonomi syariah internasional secara virtual pertama yang bersifat komprehensif, mengintegrasikan seluruh komponen utama penggerak ekonomi dan keuangan syariah, baik pada skala nasional maupun internasional.

Rangkaian kegiatan ISEF 2020 terdiri dari 22 serial discussion melalui webinar, 500 exhibition, 7 business matching, dan 8 business coaching, silahturami nasional, dialog pemberdayaan ekonomi dan usaha pesantren termasuk pelaksanaan festival ekonomi syariah (fesyar) di 3 Provinsi, yaitu Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat dan Jawa Timur serta pelaksanaan kompetisi nasional dan 10 international showcase.

Selain itu, berbagai pertemuan internasional akan dilaksanakan, antara lain International Contemporary Fiqih Conference bersama DSN-MUI dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Mesir, Islamic Digital Economy Conference bersama SESRIC-OIC, serta International Halal Lifestyle Conference.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved