Trends Economic Issues

Industri Mamin RI Butuh Lebih Banyak Teknologi 4.0 Guna Dongkrak Daya Saing

Indonesia semakin mempersiapkan diri untuk menghadapi era Industri 4.0, sejak diluncurkannya inisiatif “Making Indonesia 4.0” oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Industri makanan dan minuman (mamin) termasuk dalam lima industri prioritas bersama dengan tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik.

Adhi S. Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengatakan, pemerintah sudah mulai melakukan upaya-upaya strategis untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor mamin seiring dengan penerapan teknologi Industri 4.0, baik dari segi produksi maupun utilitas pabrik.

Kesiapan industri dalam menerapkan Making Indonesia 4.0 pun terus diukur melalui Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), yang menilai lima pilar utama yakni manajemen dan organisasi; sumber daya manusia dan budaya; produk dan layanan; teknologi; dan operasional pabrik.

Per tahun 2019, terdapat 323 perusahaan yang berpartisipasi dalam penilaian INDI 4.0 dan 39 di antaranya berasal dari industri mamin. “Pada 2019, industri mamin mencapai 62% dari total skala penilaian INDI 4.0. Salah satu tantangan terbesarnya – yang jika berhasil diatasi akan mendongkrak hasil yang lebih baik – adalah ketersediaan penyedia teknologi yang dapat mendukung operasional industri dalam mengimplementasikan Industri 4.0,” ujar Adhi.

Sebagian besar pelaku bisnis belum bisa sepenuhnya menerapkan praktik Industri 4.0. Menurut Adhi, salah satu penyebab utamanya adalah keterbatasan teknologi yang tersedia saat ini, baik untuk perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). “Kurangnya penyedia teknologi yang andal di Indonesia membuat perusahaan harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan teknologi yang dibutuhkan dan ini bisa mengakibatkan hilangnya peluang secara signifikan,” jelasnya.

Menurutnya, membuka akses terhadap penyedia teknologi dari negara-negara lain seperti Singapura, Selandia Baru, Taiwan, Jepang, dan seterusnya akan sangat bermanfaat dalam mempercepat praktik Industri 4.0 bagi sektor mamin.

Sudah bukan rahasia bahwa beberapa negara lain sudah mengembangkan teknologi maju untuk mengimplementasikan Industri 4.0. Salah satu negara tersebut yakni Selandia Baru, yang telah memanfaatkan perpaduan teknologi yang menggabungkan aspek fisik, digital, dan cyber-physical. Badan penggerak inovasi Selandia Baru membuka peluangbagi para pelaku bisnis untuk memanfaatkan teknologi pintar (smart technology), dengan menawarkan beragam layanan “starter pack” untuk membantu menerapkan teknologiteknologi baru tersebut, serta memahami berbagai manfaat yang bisa didapatkan.

Dengan berbagai praktik baru yang muncul akibat pandemi COVID-19, operasional yang lebih aman menjadi semakin penting dan diperkirakan akan terus berlaku ke depannya. Teknologi Industri 4.0 menghadirkan lebih banyak Human Machine Interface (HMI), yang memungkinkan satu orang operator dapat mengoperasikan beberapa mesin. Teknologi tidak hanya dapat memaksimalkan peran manusia, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk mengelola risiko di lapangan. “Selain kontak manusia, HMI juga dapat membantu mengurangi kontak “human-to-product”, sehingga menghindari kontaminasi serta menjamin keamanan pangan dan kualitas yang lebih baik,” tambah Adhi.

Pengelolaan risiko, prakiraan bisnis, pemangkasan biaya yang tidak perlu, dan clean operation sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi para pelaku bisnis di Indonesia, untuk meningkatkan kinerja industri guna mencapai daya saing global, baik dari segi harga maupun kualitas.

Beberapa tantangan yang masih perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan Industri 4.0 adalah kesiapan sumber daya manusia untuk menghadapi evolusi industri ini, disamping tantangan teknis lainnya seperti keamanan siber (cyber security), infrastruktur internet, pasokan listrik di daerah terpencil, dan perbaikan pada ekosistem inovasi.

“Tujuan akhir dari optimalisasi praktik Industri 4.0 bagi industri mamin adalah menjadikannya sebagai industri unggulan, dalam menghadirkan produk-produk terjangkau dengan kualitas yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia dan mencapai daya saing global,” jelas Adhi.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved