Trends Economic Issues zkumparan

Industri Pulp dan Kertas Indonesia Berpotensi Masuk Peringkat 3 Dunia

Menurut Plt Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, Edy Sutopo, industri Pulp dan kertas Indonesia memiliki daya saing yang kuat. Saat ini Industri Pulp menempati peringkat 8 dunia dan industri kertas peringkat 6 dunia. Keunggulan daya saing ini dikarenakan salah satunya Indonesia memiliki potensi bahan baku pulp dan kertas yang cukup besar dari HTI.

“Indonesia memiliki potensi hutan no. 3 terbesar di dunia (setelah Brasil dan Zaire) dalam bidang luas area dan potensi produksi hasil hutan. Dengan iklim tropis, produksi kayu tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan hutan di negara pesaing yang beriklim sub tropis; Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam hal produktivitas bahan baku,” ujarnya.

Namun demikian saat ini ada dorongan agar pelaku industri pulp dan kertas untuk memperhatikan dan berkomitmen menjaga lingkungan dan keamanan pada konsumen. Semangat konsumen yang konsern pada green consumers makin meluas di seluruh dunia. Untuk itu pelaku industri diingatkan Edy untuk makin memperhatikan bisnis yang berkelanjutan dan green. Hal ini disampaikan Edy pada webinar Katadata dengan tema Mewujudkan Industri Pulp dan Kertas yang Berkelanjutan.

Green consumers adalah para konsumen yang lebih memilih produk tidak membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Jadi produk ramah lingkungan mulai lebih banyak dipilih oleh konsumen.

Ia melanjutkan perkembangan permintaan global akan produk industri pulp dan kertas, baik di dalam negeri maupun ekspor masih menjanjikan, antara lain produk kertas tissue, kertas kemasan dsb. Dengan tren transaksi e-commerce yang semakin meningkat mendorong kebutuhan kertas untuk kemasan kertas dan karton akan tumbuh.

“Selain potensi dari kebutuhan kertas, industri pulp juga saat ini sudah berkembang untuk produk hilir lainnya yaitu produk dissolving pulp sebagai bahan baku rayon untuk industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil),” jelasnya.

Sesuai amanah UU No. 3 Tahun 2014 ttg Perindustrian, kata Edy, Kemenperin sangat konsen mendorong hilirisasi dlm rangka penciptaan NTB SDA lokal, penyerapan TK dan multiplier efek ekonomi. Melalui berbagai instrument kebijakan (termasuk R&D), pemerintah mendorong keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved