Trends

Infeksi Covid-19 Menurun, Simak 3 Hal ini Menyongsong Beraktivitas Normal

Infeksi Covid-19 Menurun, Simak 3 Hal ini Menyongsong Beraktivitas Normal
P andemi Covid-19 kini juga turut menciptakan situasi skindemi, alias masalah kulit yang muncul akibat kebiasaan-kebiasaan yang tercipta selama pandemi (Foto: Alodokter)

Melonggarnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di beberapa wilayah bisa jadi sinyal buat kita segera kembali mempersiapkan diri untuk kembali beraktivitas seperti sebelum pandemi. Terlebih buat orang-orang yang cuek selama beraktivitas di rumah saja.

Tiga hal ini perlu diperhatikan selama pandemi. Pertama, risiko skindemi. Meski PPKM melonggar dan kita mungkin akan kembali beraktivitas normal lagi, namun jangan lupa bahwa pandemi sejatinya belum sepenuhnya usai. Tetap pakai masker dan melakukan protokol kesehatan dengan baik.

Pandemi Covid-19 kini juga turut menciptakan situasi skindemi, alias masalah kulit yang muncul akibat kebiasaan-kebiasaan yang tercipta selama pandemi. Mengutip Dr. Kevin Adrian pada laman Alodokter, skindemi misalnya tercipta akibat pemakaian masker yang terlalu lama sehingga menyebabkan kulit menjadi kusam, kemerahan, gatal dan mudah berjerawat.

“Penggunaan masker dalam waktu yang lama membuat kulit wajah terus bergesekan dengan masker, gesekan ini yang memicu iritasi kulit. Selain itu menghela napas dan berbicara saat menggunakan masker juga akan menjebak hawa panas yang membuat kulit wajah menjadi lembab,” papar dr Kevin dari Alodokter.

Situasi skindemi juga makin diperparah jika terjadi pada seorang perokok, merokok sambil buka-tutup masker bakal menjebak hawa panas hasil pembakaran rokok di area yang tertutup masker. Akibatnya pori-pori mudah tersumbat sehingga bakteri dan kuman mudah berkembang biak.

Berhenti merokok tentu menjadi pilihan utama untuk mencegah hal-hal tersebut, namun jika merasa sulit menghentikan konsumsi rokok, produk tembakau alternatif bisa jadi solusi. Sebab banyak produk tembakau alternatif yang dapat dikonsumsi tanpa pembakaran seperti kantung tembakau, kantung nikotin, bahkan produk tembakau yang dipanaskan.

Sejumlah riset bahkan menyebut risiko dari produk tembakau alternatif, terutama produk tembakau tanpa asap (smokeless tobacco) bahkan dapat mengurangi risiko dari konsumsi rokok sampai 99 persen.

Peneliti pada University of Michigan School of Public Health Ken Warner pun menyebut produk tembakau alternatif ini bisa jadi sarana buat berhenti merokok karena merupakan produk yang jauh lebih rendah resikonya.

Kedua, kembalikan kebugaran tubuh. Banyak rebahan ditambah minim aktivitas fisik saat bekerja dari rumah tentu aja menghambat metabolisme tubuh. Apalagi jika selama berkegiatan di rumah saja, kita memiliki pola hidup yang tidak sehat. Aktivitas makan menjadi lebih sering yang berdampak pada penambahan berat badan, kehilangan massa otot, sampai jantung dan paru-paru yang melemah. Kondisi seperti ini pasti bakal menyulitkan saat beraktivitas normal lagi, mobilitas terhambat.

Guna menghindari hal tersebut, kita perlu kembali meraih kebugaran tubuh, salah satunya bisa dilakukan dengan berolaharga. Melansir American College of Sports Medicine bahwa manusia dianjurkan untuk berolahraga minimum 30 menit setiap harinya untuk menjaga kebugaran tubuh. 30 menit itu pun bisa dilakukan dengan berolahraga ringan misalnya jalan cepat, atau jogging, ataupun kombinasi antara keduanya.

Ketiga, waspadai bau mulut. Produk tembakau alternatif juga bisa jadi solusi bagi perokok agar terhindar dari bau mulut. Sebab rokok kerap jadi biang keladi terciptanya bau mulut, dan sejumlah penyakit oral lainnya berkat sejumlah residu hasil dari pembakaran rokok. Sementara produk-produk tembakau alternatif tidak melalui proses pembakaran tanpa menghasilkan residu.

Produk tembakau yang dipanaskan misalnya, yang menghantarkan nikotin dengan memanaskan tembakau pada alat berteknologi khusus. Makanya konsumsi produk tembakau yang dipanaskan diklaim bisa lebih rendah risikonya sampai 95 persen dibandingkan rokok.

Sebab, meskipun kita tetap harus menjaga jarak, dan memakai masker saat berkaktivitas normal kembali, bau mulut sering jadi penyebab yang menganggu aktivitas dan tak jarang bikin rasa percaya diri kita berkurang saat berbicara dengan orang lain.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved