Management Trends

Influlancer.com Siapkan Segmen Premium

Rendy Influlancer

Melihat respons pasar yang cukup signifikan bagi kelangsungan bisnis rintisan Influlancer.com, Rendy Wendi, pendiri sekaligus Chief Executive and Technology Officer Influlancer mengaku akan masuk kepada segmen premium. Rencanan pada bulan Agustus 2016 ini bakal dikenalkan kepada publik.

Kepada SWA Online, Rendi mengaku segmen premium ini nantinya yang akan menjadi pembeda dengan startup lain yang menyediakan endorser atau buzzer media sosial untuk brand. Sedikit bocoran, target dari segmen premium ini adalah para selebritis yang memiliki banyak fans di Indonesia.

Ukurannya, bisa dilihat dari jumlah pengikut di media sosialnya. Jika selebriti tersebut sudah memiliki pengikut minimal 100 ribu, maka punya kesempatan untuk menjadi endorser lewat Influlancer.com. Sudah ada beberapa list nama selebritis yang menjadi endorser di Influlancer dan siap mempromosikan berbagai brand perusahaan kepada para penggemarnya.

Sedangkan untuk sistem kerjanya tidak jauh berbeda dengan sistem untuk segmen regular. Bedanya, fokus premium ini nantinya ada pada aplikasi ponsel pintar. Untuk di segmen regular tersedia dalam web Influlancer.com yang masih tahap beta.

Meski demikian, respons sangat baik, sejak diluncurkan secara resmi pada Maret 2016, hingga sekarang sudah ada ribuan orang yang mendaftarkan diri sebagai endorser di Influlancer. Untuk menghubungkan pihak brand dengan media sosial enderser ini pun dilakukan seleksi secara ketat. Hanya 60% dari pendaftar yang diterima sebagai endorser resmi influencer.

“Untuk segmen regular jika sudah mencapai pengikut di media sosial minimal 1000, sudah memenuhi syarat untuk menjadi endorser di Influlancer. Sedangkan untuk segmen premium, minimal sebanyak 100 ribu pengikut,” lanjut Rendy kepada SWA Online beberapa waktu yang lalu di Jakarta.

Rendy melanjutkan, sejauh ini sudah ada 300 brand yang mendaftar di Influlancer. Mayoritas berasal dari pelaku usaha rintisan dari berbagai sektor, baik itu fashion, kuliner atau pun kerajinan. Keunggulan lain yang ditonjolkan untuk para brand adalah fitur yang variatif sehingga minat para brand untuk memakai platform Influlancer pun kian tinggi.

Misalnya seperit fitur review jasa/produk online shop. Dengan fitur ini, brand bisa mengenalkan produk atau jasanya lewat para endorser potensial di Influencer dan sebagai apresiasi, pihak brand bisa memberikan produk/voucher kepada para endorser yang telah mengupas produk/jasa brand di akun media sosialnya.

Cara ini, dinilai Rendy cukup ampuh dan efisien untuk meningkatkan penjualan brand dibanding dengan memakai layanan digital agency. Khususnya untuk kelas UKM yang menjadi segmen regular Influencer. Dengan kekuatan endorser di media sosial, pelaku UKM atau pemilik brand bisa meningkatkan pemasarannya lebih luas. “Karena layanan yang kami sajikan ini cukup memuaskan, 30-40% publik mengenal Influencer dari mulut ke mulut (Word Of Mouth), cara lainnya dengan mengikuti berbagai macam pameran startup atau wirausaha,” jelas alumni Macquarie University, Sidney Australia itu.

Mengenai investasi, Rendy mengaku sejauh ini dana yang ia gelontorkan untuk mendanai usaha rintisannya masih bersumber dari dana pribadi. Meski belum ada investor yang mendanainya, namun tidak menutup kemungkinan untuk membuka komunikasi kepada investor, jika ada yang tertarik. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved