PT Mandiri Sekuritas mencatat kenaikan pendapatan usaha sebesar 55% atau dari Rp 794 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 1,234 triliun per Desember 2021. Kenaikan tersebut juga terjadi pada laba perusahaan sebesar 137% atau menjadi Rp 321 miliar, dari tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan Rp 135,4 miliar.

Kinerja bisnis yang kuat, menurut Oki Ramadhana, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, didukung oleh seluruh lini bisnis. “Investment Banking Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 68% dan Investment Banking- Mandiri Securities Pte. Ltd. (Mandiri Securities Singapore) tumbuh sebesar 10%. Sementara Capital Market tumbuh sebesar 58% dan Retail 56%,” kata dia dalam Konferensi Pers yang digelar secara virtual pagi tadi (09/03/2022).

Oki berharap kinerja keuangan perusahaan akan tetap tinggi di tahun 2022. Seiring dengan pemulihan ekonomi paska pandemi. Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 7.400 pada a khir tahun 2022. Prediksi tersebut berdasarkan perkiraan pertumbuhan EPS sebesar 12% di tahun 2022 dan 2023.

Kenaikan kinerja bisnis yang ditorehkan juga didukung oleh keberhasilan transaksi seperti advisory dan capital market. Misalnya saja, di Tahun 2021, perusahaan mencatatkan 6 IPO, 6 Rights Issue, 41 obligasi Rupiah, 11 obligasi global, dan 18 transaksi Advisory/M&A.

Beberapa transaksi landmark yang dicatatkan diantaranya IPO Bukalapak, IPO, Rights Issue BRI, dan transaksi landmark M&A, seperti merger Pelabuhan Indonesia I-IV, serta restrukturisasi PTPN. “Pengembangan teknologi digital yang mendukung kenyamanan nasabah individu dalam bertransaksi di pasar modal juga menjadi prioritas kami ke depan,” kata Heru Handayanto, Direktur Operations Mandiri Sekuritas menambahkan. Hal tersebut dilakukan untuk menambah pengalaman dan kenyamanan nasabah.

Lebih jauh, Heru memaparkan, untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis ke depan, perusahaan akan meningkatkan sinergi dengan Mandiri Group. Sehingga, konsumen bisa menadapatkan layanan yang berkelanjutan.