Marketing Trends

Inovasi dan Rebrandring UMKM Tingkatkan Skala Bisnis

Gerai Teguk pasca rebrandring. (Foto : Dok)

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bertekad meningkatkan pertumbuhan bisnis yang diiringi aksi korporasi dan inovasi, seperti mengaktivasi program rebrandring merek dan menambah kanal penjualan. PT Teguk Indonesia, misalnya, melakukan rebranding dan meluncurkan gerai untuk menyongsong rencana pertumbuhan bisnis di masa mendatang. Produsen minuman kekinian yang didirikan pada 2018 ini berkomitmen mendongkrak skala bisnis sebagai UMKM karya anak bangsa melalui rangkaian produk minuman kekinian berkelas yang dibalut layanan terbaik bagi konsumennya.

CEO Teguk Indonesia, Maulana Hakim, di sela sela acara rebranding dan pembukaan gerai terbaru Teguk Indonesia, menyampaikan Teguk Indonesia terus tumbuh menjadi brand minuman kekinian yang telah memiliki ratusan gerai di Jabodetabek dan Bandung. Berawal dari varian minuman seperti thai tea dan boba series, hingga kini Teguk Indonesia telah memiliki banyak inovasi rasa minuman yang beragam. Bahkan, Teguk Indonesia sudah memikat loyalitas konsumen.

Penikmat minuman Teguk dijuluki Sobat Peneguk. Capaian Teguk Indonesia dalam dua tahun terakhir ini merupakan bagian dari visi untuk menjadi jenama lokal yang berekspansi ke pasar internasional. “Komitmen Teguk Indonesia untuk naik kelas diwujudkan dalam momentum re-branding, menghadirkan jajaran produk terbaru melalui berbagai kolaborasi eksklusif dengan brand-brand global, serta meluncurkan gerai Teguk.in Food Truck dan Teguk.In.Store,” ujar Maulana dalam keterangan tertulis di Jakarta, pada akhir pekan lalu.

Pada kesempatan yang sama, Najib Wahab Mauluddin, pendiri dan konseptor Teguk, mengatakan upaya Teguk Indonesia untuk meningkatkan skala bisnis diwujudkan dalam momentum re-branding ini. “Jajaran produk terbaru melalui berbagai kolaborasi dan kini menghadirkan food truck sebagai upaya berinovasi menghadirkan minuman kekinian yang tentunya varian menu yang tidak ada di gerai,” ucap Najib.

Variasi rasa yang lebih beragam dan kejutan produk-produk baru dari Teguk Indonesia, tidak luput untuk tampil sebagai salah satu sorotan utama rebranding kali ini. Sebagai UMKM, menurut Maulana, Teguk Indonesia menghadirkan produk-produk Indonesia berkelas global namun dengan harga yang terjangkau dan senanitasa berinovasi menangkap peluang bisnis. “Menangkap kondisi terkini dan penerapan kebisaan baru di masa pandemi, Teguk Indonesia meresmikan gerai baru bernama Teguk.In Store, gerai modern semi take away yang memberikan pengalaman spesial untuk konsumen,” imbuh Maulana.

Gerai ini berlokasi di Jakarta Selatan, kawasan starategis yang diyakini akan mendongkrak reputasi Teguk sebagai jenama minuman kekinian sekaligus memudahkan konsumen membeli produk. Untuk itu, Teguk Indonesia bermitra dengan perusahaan Go-Food atau Grab Food. “Momentum rebranding kali ini adalah tonggak sejarah Teguk Indonesia sebagai UMKM karya anak bangsa yang siap menjadi brand minuman pemenang di dalam negeri dan siap untuk bersaing di ranah global,” ujar Najib. Najib pertamakali mendirikan gerai Teguk di Tangerang, Banten. Pria asal Bandung , Jawa Barat ini terus mengembangkan bisnis Teguk seiring dengan penambahan ratusan gerai yang tersebar Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.

Ide bisnis Najib terpicu dari merebaknya fenomena minuman kekinian boba. Ia pun berfikir ide ini untuk membuat jenis minuman serupa dengan harga yang cenderung ramah di kantong anak muda. “Inovasinya, saya menginginkan menu minuman yang biasa dijajakan di mal pun berhasil disuguhkan untuk segmen paling bawah. Harga yang dipatok untuk minuman tersebut yaitu mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 19.000, yakni Teguk kita hadirkan, ” tutur Najib.

Bahan baku diproduksi dari hasil olahannya Teguk Indonesia maupun bahan baku yang dipasok dari pemasok lokal maupun impor yang berkualitas dan merek terkenal.”Yang membedakan minuman kita itu , yang pertama mewah tapi murah. Yang kedua rasa yang kita punya tidak kalah dengan rasa yang ada di mall dengan kualitas sama. Yang ketiga crew bisa langsung berkomunikasi dengan customer, bisa melihat langsung cara pembuatannya,” ungkap Najib dengan nada promosi.

Dengan harga yang terjangkau, ia berhasil menggaet pasar yang cukup luas. Bukan hanya remaja mahasiswa-mahasiswi, ternyata konsumen berasal dari warga setempat yang umurnya berkisar 15-25 tahun. Penjualannya pun cukup banyak. Najib mengaku penjualan Teguk berkisar 300 sampai 500 gelas di setiap gerai per hari. Rencananya, Najib akan menambah gerai Teguk di tahun 2021 demi memperkuat bisnis di pasar dalam negeri.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved