Marketing Management Trends

Jurus PLN Kurangi Kerugian Bisnisnya

Jurus PLN Kurangi Kerugian Bisnisnya

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, Sofyan Basir.

Berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham menjadi kunci menjalankan bisnis kelistrikan yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero).

Menurut Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, Sofyan Basir, transformasi PLN berada pada pelayanan dan kekuatannya. Selama ini PLN berusaha keras untuk mengatasi berbagai masalah soal kelistrikan. Kesulitan dana pinjaman memengaruhi tidak memadainya kebutuhan listrik PLN 10 tahun terakhir ini.

“Akibatnya, PLN hanya bisa mengoptimalkan pembangkit listrik dan jaringan transmisi/distribusi yang ada, sehingga sering terjadi pemadaman untuk menghemat penggunaan listrik di berbagai daerah di Indonesia,” tambahnya. PLN berusaha menemukan formula penetapan ulang tarif listrik sesuai dengan biaya produksi PLN. Hal ini harus dilakukan secara hati-hati, bertahap dan tidak memberatkan masyarakat kecil.

Banyak kendala yang dihadapi saat melakukan transformasi. Masalah lainnya yaitu pembangkit listrik berbasis batu bara PLN tidak mendapatkan pasokan batu bara high grade. Akibatnya, kapasitas energi yang terpasang juga tidak optimal. “Namun saat ini kami telah negosiasi harga dengan pengusaha batu bara agar mendapatkan kualitas batu bara yang high grade sehingga kapasitas energi yang dimiliki lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkap Sofyan. Pendangkalan waduk pembangkit listrik di beberapa daerah di Indonesia juga mengakibatkan PLTA mulai berkurang kapasitasnya. Hal ini akhirnya diatasi pemerintah dengan menjalin kerja sama untuk menjaga kelestarian hutan dan DAS.

Proyek besar PLN dijalankan untuk hajat hidup orang banyak, seperti proyek 35.000 mega watt, proyek Jawa-Bali crossing, PLTU Batang, PLTU Indramayu, Sutet 500 kV di Kendal, dan berbagai infrastruktur kelistrikan untuk menjagkau sdeluruh wilayah Indonesia. Inovasi Listrik Pintar yang dibuat PLN menjadi inovasi yang mampu mereduksi tunggakan listrik. Masalah tunggakan listrik ini menjadi masalah tersndiri. “Dengan hadirnya inovasi Listrik Pintar yang merupakan layanan listrik prabayar ini memungkinkan pelanggan untuk mengendalikan sendiri penggunaan listrik sesuai kebutuhan dan kemampuan,” ujarnya.

Sebagai salah satu BUMN, PLN memiliki kewajiban untuk menerapkan Good Corporate Government (GCG) sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN. “Kami menerapkan GCG saat ini bukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban saja, namun telah menjadi kebutuhan dalam menjalankan kegiatan bisnis perusahaan,” ungkapnya. GCG ini juga berfungsi untuk menjaga pertumbuhan usaha secara berkelanjutan, meningkatkan nilai perusahaan dan sebagai upaya perusahaan untuk bertahan dalam persaingan.

Laba bersih PLN tahun 2016 mencapai Rp10,5 triliun. Catatan keuangan ini mengalami penurunan dibanding laba bersih tahun 2015 yang sebesar Rp15,6 triliun. Hal ini disebabkan PLN berusaha memberikan tarif yang kompetitif bagi masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan untuk nilai penjualan tenaga listrik, PLN mengalami kenaikan sebesar Rp4,3 triliun atau 2,05% menjadi Rp214,1 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp209,8 triliun. Pertumbuhan ini berasal dari kenaikan volume penjualan menjadi sebesar 216 Terra Watt hour (Twh), naik 6,49% dibandingkan periode yang sama di 2015, sebesar 202,8 TWh.

“Peningkatan penjualan PLN sejalan dengan keberhasilannya di tahun 2016 untuk menambah kapasitas pembangkit sebesar 3.714 MW. Kapasitas tersebut berasal dari Pembangkit PLN sebesar 1.932 MW dan tambahan kapasitas dari Independent Power Producer (IPP) sebesar 1.782 MW, serta menyelesaikan 2.859 kilometer sirkuit (kms) jaringan transmisi dan Gardu Induk sebesar 14.123 MVA, ungkap Sofyan.

Reportase: Akbar Kemas


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved