Management Trends zkumparan

Inovasi PP Properti dalam Mengembangkan Hunian Masa Depan

Direktur Utama PT PP Properti Tbk., Taufik Hidayat.

Industri properti merupkan industri dengan skala ekonomi besar yang memengaruhi dan dipengaruhi kondisi ekonomi makro nasional. Kondisi ini tak lepas dari pengaruh ekonomi global di tahun-tahun sebelumnya dan memberi dampak pada ekspor nasional serta efek domino pada bisnis properti keseluruhan.

Menurut Direktur Utama PT PP Properti Tbk., Taufik Hidayat, indikasi perekonomian nasional di tahun 2018 jauh lebih cerah, proyeksinya akan tumbuh 5,4%. Proyeksi ini memberikan optimisme bagi iklim bisnis, sehingga banyak proyek infrastruktur akan selesai dan tahun 2019 penjualan industri properti akan terdongkrak. “Indonesia telah masuk kategori investment grade dari Standard & Poors yang akan mendorong investasi asing untuk masuk. Sejumlah paket kebijakan yang memudahkan perizinan atau deregulasi juga berdampak positif bagi industri properti,” ungkap Taufik.

Harapannya tahun 2018, pelaku industri properti merasa lebih optimistis dan bersyukur dengan pemerintah yang antusias dalam mendukung bisnis infrastruktur. Di sisi lain, demografi Indonesia yang mayoritas kelompok usia muda produktif dengan gaya hidup digital economy menjadi peluang pelaku bisnis properti untuk meraih pertumbuhan. Inilah yang mendasari PP Properti fokus pada pengembangan proyek yang menyasar segmen kelas menengah. Mensinergikan dengan pariwisata, 10 destinasi wisata baru yang diusung pemerintah juga menjadi arah bagi industri properti dalam mengembangkan bisnisnya di segmen hospitality.

Langkah strategis PP Properti lainnya adalah memperbesar land bank dari 76 hektar di tahun 2016 menjadi 297 hektar yang didanai lewat rights issue pada tahun 2017. “Ini menjadi modal untuk memasuki tahun 2018. Tahun ini PP Properti akan fokus pada pengembangan land bank yang telah dimiliki dengan jumlah belanja modal/CAPEX antara Rp1,5-1,8 triliun,” ujarnya. PP Properti tahun ini akan mengembangkan sekitar 26 proyek baru antara lain di Surabaya, entrance Suramadu, kawasan Jababeka, Cibubur, Yogyakarta, Semarang dan beberapa daerah yang telah berjalan.

Sasaran PP Properti untuk segmen kelas menengah dilakukan dengan mengembangkan hotel bintang 3 & 4 dan apartemen dengan harga yang berkisar Rp15-20 per meter persegi. Anak perusahaan PP (Peresro) ini akan menyasar daerah dengan buying power dan willingness to buy yang tinggi seperti kampus dan daerah industri. Depok, Kalimalang, Kawasan Jababeka, Bandung, Jatinangor, Tembalang, Malang, Surabaya, Yogyakarta dan daerah lain target pengembangan apartemen dan hotel di wilayah Lombok dan Labuan Bajo. Untuk bisnis perkantoran, PP Properti akan masuk jika ada captive market.

Inovasi terus dilakukan PP Properti dengan benchmark dari berbagai proyek di luar negeri yang diadopsi, sehingga menghasilkan karya baru. Inovasi kawasan dan sistem diciptakan seperti apartemen bebas narkoba yang bekerja sama dengan BNN, konsep hunian apartemen pelajar dengan menyediakan perpustakaan digital kerja sama dengan Gramedia. Konsep ini dikembangkan antara lain di Dharmahusada Lagoon Surabaya, Western View Surabaya, Begawan Malang, Alton Semarang, Evencio Depok, dan The Lovin Jatinangor.

Inovasi lainnya adalah kawasan TOD (transit oriented development) kerja sama dengan PT KAI di kawasan TOD Juanda, Tanah Abang, Manggarai dan Gubeng-Surabaya. “Saat ini masih dalam proses desain dan perizinan. Tentu saja ini adalah suatu hal yang positif, karena apartemen atau hunian yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal, zona bisnis, perkantoran, fasilitas umum menjadi peluang yang sangat besar,” jelasnya. Hunian di kawasan TOD menjadi suatu peluang bisnis yang bagus.

PP Properti tahun 2018 menargetkan pertumbuhan marketing sales 25-30% dari tahun sebelumnya menjadi Rp3,8 triliun. Laba bersih diharapkan dapat tumbuh sekitar 20-25%. Geliat perseroan dalam mengembangkan inovasi bisnis propertinya ini patut mendapat dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Bersaing dengan developer asing, bunga bank komersial diharapkan lebih rendah agar lebih meringankan bisnis hunian bagi masyarakat Indonesia.

Reportase: Jeihan Kahfi Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved