Trends

Intiland Development Fokus Pengembangan Proyek yang Sedang Berjalan

Intiland Development Fokus Pengembangan Proyek yang Sedang Berjalan
(kiri ke kanan) : Wakil Presiden Direktur dan Direktur Operasi Suhendro Prabowo, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Archied Noto Pradono, Direktur Utama Hendro Gondokusumo, dan Direktur Pengembangan Bisnis Permadi Indra Yoga disela-sela RUPST PT Intiland Development di Jakarta.

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2018 yang digelar PT Intiland Development Tbk, menyetujui penggunaan laba bersih tahun 2018 senilai Rp 203,7 miliar. Menurut Archied Noto Pradono Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, dari perolehan laba bersih tersebut, sebesar Rp 20,7 miliar dialokasikan untuk dividen atau senilai Rp 2 per saham.

Nilai dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham tersebut setara 10,2 persen dari perolehan laba bersih Perseroan tahun 2018. “Sisanya Rp 180,9 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan dan sebesar Rp 2 miliar sebagai cadangan wajib,” kata Archied .

Diakui Archied, Intiland cukup berhasil mempertahankan kinerja usaha di tengah kondisi pasar properti yang belum kondusif. “Kondisi sektor properti masih cukup berat dan belum kembali kondusif,” katanya.

Terbukti, pada tahun lalu Intiland membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,6 triliun, atau naik sebesar 16% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,2 triliun.

Hanya saja, laba usaha dan laba bersih tercatat mencapai Rp 327 miliar dan Rp 203 miliar atau masing-masing mengalami penurunan sebesar 5,2 persen dan 31,6 persen. “Penurunan kinerja profitabilitas terutama disebabkan oleh menurunnya margin laba kotor dan tingginya beban bunga,” ungkap Archied.

Hingga triwulan I yang berakhir 31 Maret 2018, Intiland berhasil membukukan pendapatan usaha Rp887,6 miliar, atau naik sebesar 25% dibandingkan triwulan I 2018 yang mencapai Rp709,2 miliar. Sedangkan laba usaha dan laba bersih mencapai Rp156 miliar dan Rp48 miliar.

Tahun ini, tantangan yang dihadapi para pelaku di industri properti cukup berat. Salah satu upaya yang ditempuh Intiland adalah fokus pada pengembangan proyek-proyek yang sedang berjalan. Selain itu, berusaha meningkatkan penjualan inventori atau stok unit produk yang terdapat di semua proyek pengembangan.

“Penjualan di tiga bulan pertama tahun ini masih cukup berat dan kami belum merasakan adanya tren perubahan minat beli dari konsumen dan investor. Tapi kita akan terus berusaha untuk mendorong penjualan lewat berbagai terobosan,” ujar Archied.

Kondisi ini juga tercermin pada hasil kinerja penjualan yang diraih pada triwulan I 2019, dimana pendapatan penjualan (marketing sales) Rp 254,2 miliar, atau sekitar 10,2% dari target tahun ini sebesar Rp 2,5 triliun.

Untuk mengejar target penjualan, tersebut, Intiland akan memprioritaskan pada penjualan proyek-proyek hunian, baik yang berasal dari pengembangan kawasan perumahan maupun apartemen yang diproyeksikan dapat memberikan kontribusi penjualan cukup signifikan di tahun ini.

Pada segmen pengembangan kawasan perumahan, Intiland mengandalkan penjualan unit rumah dari proyek Serenia Hills dan Talaga Bestari di Jakarta serta Graha Natura di Surabaya. Sedangkan untuk pengembangan apartemen, proyek yang akan menjadi andalan yaitu proyek apartemen yakni 1Park Avenue, Fifty Seven Promenade, dan Regatta di Jakarta serta Graha Golf dan The Rosebay di Surabaya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved