Technology Trends

ITSEC Asia Paparkan Tips Menjaga Keamanan Berinternet dari Serangan Siber

Presiden Direktur PT ITSEC Asia, Andri Hutama Putra

Tak bisa dipungkiri sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia pada Maret 2020 hingga sekarang pun belum berakhir, aktivitas digital masyarakat meningkat tajam. Maklum segala kegiatan diarahkan di rumah, baik itu untuk bekerja, belajar maupun berbisnis. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memutus mata rantai penularan virus Corona yang mematikan.

Pun, di era digital ini mendorong tingginya aktivitas online termasuk kegiatan Work From Home (WFH), Pembelajaran Jarak Jauh/PJJ (sekolah daring) atau jual beli online dengan e-commerce atau media sosial pada masa pandemi.

Pada awal tahun 2021, jumlah pengguna Internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa, meningkat 15,5 persen dibandingkan pada Januari 2020 lalu (data dari We Are Social – Digital 2021). Mengutip data dari We are Social-Hootsuite: jumlah pengguna Internet di Indonesia bertambah sebesar 27 juta pengguna per Januari 2021 dibanding Januari 2020, atau meningkat sebesar 15,5% pada periode tersebut. Secara total mencapai 202,6 juta pengguna atau 73,7% dari populasi Indonesia 274,9 juta.

Seiring tingginya pengguna Internet, di sisi lain aktivitas serangan siber meningkat di masa pandemi Covid-19. “Selama pandemi, pemerintah memberlakukan beberapa kebijakan untuk mencegah penyebaran Covid-19, seperti pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang mengharuskan aktivitas banyak di rumah. Kondisi ini membuat penggunaan internet meningkat sekaligus rawan serangan siber. “Saat ini hacker sudah menyebar, tidak hanya asing, tetapi juga hacker lokal,” kata Presiden Direktur PT ITSEC Asia, Andri Hutama Putra.

Lihat saja, data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia mencatat sebanyak 448.491.256 serangan siber terjadi pada periode Januari-Mei 2021 di tengah pandemi Covid-19. Kategori serangan siber terbanyak adalah Malware, aktivitas Trojan, dan kebocoran informasi. Hal ini diperkuat oleh data Kapersky mengungkapkan sebanyak 12 juta serangan siber mengincar pekerja jarak jauh Indonesia dalam kurun waktu 2 bulan (Januari – Februari 2021).

Ada pula, aksi serangan brute force yaitu upaya mendapatkan akses sebuah akun dengan menebak username dan password yang digunakan terhadap Remote Desktop Protocol (RDP) melonjak dari 93,1 juta (Februari 2020) menjadi 377,5 juta (Februari 2021) di seuruh dunia.

Metode paling umum digunakan untuk ancaman web di antaranya kerentanan di browser dan plug in serta rekayasa sosial berbentuk unduhan file berbahaya ke komputer.

Akibat dari serangan siber bagi masyarakat umum mencakup kebocoran data dan informasi penting, privasi, serta hoaks atau black campaign.” Kebocoran data harus dicegah dengan sistem keamanan yang teruji,” Andri menegaskan.

Lantas, apa saja yang harus diketahui pengguna Internet dalam mencegah serangan siber? Andri mengungkapkan ada tips penting untuk menjaga keamanan dari serangan siber dalam melakukan Work From Home dan aktivitas digital secara umum.

Gunakan gabungan dari huruf besar, simbol, dan angka agar password Anda kuat dan tidak mudah ditebak. Hindari gunakan password-password yang mudah, karena variasi password ini merupakan jenis yang paling umum dan paling mudah di crack:

○ 123456 (atau angka-angka yang berurutan lainnya)

○ 987654321

○ 123123

○ QWERTY

○ 111111

○ Password

Kita harus waspada terhadap email mencurigakan dari orang-orang tidak dikenal ataupun halaman web yang sudah terjangkit virus (spam dan phising). Lakukan hal ini:

○ Jangan membuka email dari kontak yang tidak dikenal

○ Hapus attachment dari email tidak dikenal

○ Hindari mengklik email sembarangan, lebih baik cari email melalui search tools.

Selalu pastikan koneksi wifi yang aman. Jika berada di ruang publik, hindari koneksi wifi yang mencurigakan. Matikan bluetooth jika tidak dipakai, juga matikan pengaturan automatic connection ke jaringan-jaringan di ruang publik.

Jika perangkat kita tidak memiliki keamanan yang tinggi, informasi Anda akan rentan ditembus. Hal ini bisa berdampak pada hal-hal yang berbau privasi seperti password bank/kartu kredit, dokumen, dan lainnya. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengamankan perangkat Anda seperti:

○ Menginstall software antivirus

○ Update software jika sudah ada update terbaru

○ Mengatur agar password dibutuhkan sebelum kita menginstall sebuah aplikasi

○ Aktifkan remote locking dan wiping functions jika perangkat anda memiliki fitur tersebut.

Akan lebih baik jika Anda bisa memverifikasi keaslian website atau mencari referensi website tersebut dahulu di Google search untuk memastikan keamanannya sebelum anda mengunjungi halaman website tersebut.

VPN adalah salah satu alat yang cukup efektif dalam menyediakan keamanan data. Mengaktifkan layanan VPN memberikan lapis keamanan tambahan dengan menyembunyikan alamat IP, enkripsi transfer data, dan menyembunyikan lokasi pengguna. Pilih VPN yang dapat dipercaya, cari referensi dan baca ulasan pengguna terlebih dahulu.

Andri menjelaskan, pihaknya melalui ITSEC Asia sebagai salah satu perusahaan cyber security terbesar di Asia Pasifik memberikan layanan cyber security di 17 negara bisa membantu masyarakat untuk mengantisipasi serangan atau kejahatan siber.

ITSEC tergabung dalam organisasi anggota CREST, AiSP dan memegang sertifikasi ISO 27001 dan ISO 9001. Jua, menyediakan beragam pelayanan cyber security kepada para pelanggannya, mulai dari penetration test (uji penetrasi), respons insiden, investigasi forensik, pelayanan pengelolaan keamanan, hingga audit compliance. Tim profesional cyber security dan konsultan mereka telah terakreditasi penuh oleh CISSP, CISA, CSXP, CISM, OSCP, CEH, OSCE, GSEC, GSEC, GPEN, serta program sertifikasi GCIA & GCIH.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved