Marketing Trends zkumparan

Jaga Ketersediaan Gula Nasional, Grup PTPN Masuk Pasar Ritel

Produk gula dari PTPN X dengan brand Dasa Manis.

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak perusahaan PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV mulai serius masuk ke pasar ritel dengan produk kemasan gula 1 kg. Hal ini dinilai sebagai langkah strategis dalam menjaga pasokan gula konsumsi dan stabilitas harga gula nasional.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, Muhammad Abdul Ghani menyampaikan, langkah hilirisasi ini merupakan bagian dari strategi transformasi bisnis Grup PTPN sebagai perusahaan BUMN untuk ikut berperan dalam menjaga ketersediaan gula konsumsi sepanjang tahun, dengan harga yang wajar dan menjaga ketahanan pangan nasional menuju swasembada gula.

“Produk gula kemasan ritel 1 kg merupakan langkah serius PTPN Grup sebagai bagian bisnis gula yang berkelanjutan. Ini juga sekaligus untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan dan stabilitas harga di masyarakat,” kata Ghani seperti yang dikutip SWA Online dalam keterangan resmi, Kamis (06/08/2020).

Menurut dia, perseroan memiliki strategi memperkuat komoditas gula dengan cara memperluas areal tanaman tebu dari sekitar 56.000 hektare saat ini menjadi sekitar 80.000 hektare. Caranya dengan mengkonversi lahan karet yang dimiliki lahan anak perusahaan serta bersinergi dengan perusahaan BUMN lain seperti Perum Perhutani.

Ghani pun menargetkan gula konsumsi tahun ini sebanyak 1 juta ton. Produksi itu bersumber dari areal tanaman tebu milik PTPN yakni PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV. Adapula milik petani tahun ini sekitar 168.000 hektare dan diproyeksikan mampu menghasilkan tebu untuk digiling sebanyak 12,2 juta ton. “Dengan tingkat rendeman sekitar 8%, kami akan mampu mencapai gula konsumsi sekitar 1 juta ton,” tegasnya.

Dalam masa giling 2020 ini, PTPN Grup memulai dengan kapasitas gula konsumsi kemasan 1 kg sekitar 40.000 ton (40 juta pcs). Jumlah ini ditargetkan akan terus dikembangkan sebagai bagian dari rencana strategis PTPN Grup dalam 5-10 tahun ke depan.

Selain itu, PTPN akan tetap menggandeng petani tebu rakyat dalam meningkatkan produksi tebu dengan cara menjaga kestabilan harga di tingkat petani. Dengan demikian, diharapkan minat petani tetap tinggi untuk memproduksi tebu sehingga secara langsung menambah kapasitas gula konsumsi dan menaikkan kesejahteraan petani tebu.

Untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menyiapkan peralatan pabrik dengan maintenance dan investasi peralatan, analisa pendahuluan sampel tebu dan persiapan TMA (tebang, muat dan angkut) untuk menjamin keandalan dan efisiensi giling.

“Dengan perluasan area dan perbaikan kultur teknis, varietas dan teknologi, kami bisa memproduksi gula konsumsi lebih baik dan besar lagi,” ujar Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara Grup, Dwi Sutoro.

Langkah strategi lain yang sudah dipersiapkan untuk menembus pasar ritel adalah dengan memfokuskan pada brand atau merek masing-masing anak perusahaan PTPN yang sudah ada (existing) di daerah masing-masing.

PTPN II dengan area sekitar Sumatera Utara dengan brand Walini, PTPN VII sekitar area Lampung dengan brand Walini, PTPN IX, sekitar area Jawa Tengah, dengan brand Banaran, PTPN X sekitar Jawa Timur dengan brand Dasa Manis, PTPN XI sekitar Jawa Timur dengan brand Gupalas serta PTPN XIV di Sulawesi Selatan dengan brand Gollata.

“Produk kemasan gula ritel PTPN Grup berada di hampir seluruh penjuru Indonesia dengan jumlah produksi yang diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat,” kata Dwi.

Dwi menjelaska, jumlah gula konsumsi ritel ini sudah diproduksi dan didistribusikan pada Juli 2020 dan direncanakan sampai musim giling 2021 sekitar Juli 2021. Distribusi akan dilakukan melalui kemitraaan dengan 65 koperasi dan 7 pelaku UMKM yang tersebar di enam anak perusahaan di seluruh Indonesia.

“Untuk menjaga agar stok gula dapat dijual dengan harga sesuai HET (harga eceran tertinggi) Rp 12.500/kg di level distributor seperti yang sudah ditetapkan pemerintah, kami akan menjual kepada distributor, koperasi, maupun mitra bisnis UMKM di bawah harga tersebut. Tentu saja agar koperasi dan pelaku UMKM mendapat keuntungan yang layak,” jelasnya.

Dia pun berharap, koperasi dan pelaku UMKM ini bisa berperan aktif untuk memasok kebutuhan gula ritel di tengah masyarakat yang pada akhirnya bisa berdampak positif bagi usaha mereka. Dengan demikian, misi dalam menjaga ketersediaan pangan (food security) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat bisa terwujud.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved