Technology Trends zkumparan

Jumlah Telepon Spam Meningkat, Indonesia Butuh Aksi Lanjutan

Jumlah Telepon Spam Meningkat, Indonesia Butuh Aksi Lanjutan
Panggilan Spam di Indonesia sebagian besar dilaporkan berasal dari layanan keuangan, diikuti panggilan Sales. Hanya 1% yang melaporkan penipuan melalui telepon.

Indonesia kembali menempati posisi enam teratas dengan peningkatan jumlah spam yang signifikan. Di Indonesia, penipu mengincar target dengan cara yang sangat ilmiah dan tepat sasaran, bahkan dapat menggali detail informasi latar belakang dan catatan keuangan korbannya.

Masalah ini diperparah dengan masih sangat sedikit masyarakat Indonesia yang menyadari tindakan penipuan ini – hanya 1% dari seluruh panggilan yang diblokir ditandai sebagai penipuan, sementara angka ancaman scam terus tumbuh subur.

Hal tersebut terungkap dalam Global Spam Report 2021 yang diluncurkan oleh platform global untuk memverifikasi nomor telepon dan memblokir komunikasi tidak diinginkan, Truecaller. Laporan tersebut merupakan riset global yang menjabarkan secara detail mengenai spam dan penipuan terhadap pengguna smartphone di seluruh dunia.

Sama dengan edisi sebelumnya, Truecaller Global Spam Report memuat 20 Negara Teratas yang Terdampak di 2021. Dari data yang tersedia, disimpulkan bahwa pandemi telah mengubah perilaku komunikasi yang juga berdampak pada perubahan pola spam di seluruh dunia.

Tahun ini, Truecaller berhasil membantu lebih dari 300 juta pengguna di seluruh dunia dalam memblokir dan mengidentifikasi 37,8 miliar panggilan spam. Laporan ini juga menjelaskan trend spam dan penipuan selama satu tahun terakhir, menyajikan beberapa data penting, situasi saat ini, dan prediksi tahun 2022.

“Data kami menunjukkan bahwa orang Indonesia menjadi target penipuan dengan semakin tingginya tingkat teror komunikasi tidak diinginkan, menyebabkan jutaan pengguna smartphone di Indonesia berisiko menjadi korban penipuan,” ujar Alan Mamedi, CEO dan Co-Founder Truecaller dalam keterangan resmi, Senin (20/12/2021).

Alan menyebut, lonjakan panggilan spam di Indonesia membutuhkan aksi lanjutan yang serius. Sebuah agensi keamanan siber SOCRadar baru saja meluncurkan laporan lanskap ancaman siber di Indonesia, yang mengamati bahwa terjadi peningkatan ancaman situs gelap atau dark web. Terdapat database dari jutaan orang Indonesia dijual bebas di situs gelap mengandung informasi sensitif seperti nama, nomor telepon, tanggal lahir, nomor KTP, hingga gaji bulanan.

Dalam hal kategori spam, sebagian besar spam call berasal dari layanan keuangan, sedangkan berada di posisi kedua adalah spam yang berasal dari sales mencapai 19%. Data Statistik lain yang tak kalah penting adalah Indonesia menjadi salah satu dari dua negara (selain Vietnam) dalam daftar 20 negara dengan spam terbanyak yang mencatatkan lebih dari dua kali lipat peningkatan volume panggilan spam selama Januari hingga Oktober 2021 saja.

“Pada Januari, total volume panggilan spam yang dilaporkan mencapai hampir 12,6 juta. Angka ini kemudian naik menjadi 25,8 juta panggilan spam pada Oktober 2021. Rata-rata orang Indonesia menerima 14 panggilan spam setiap bulan,” tutur Alan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved