Marketing Management Trends zkumparan

Kemampuan Adaptasi Prodia di Era Baru

Presiden Direktur PT Prodia Widyahusada Tbk., Dewi Muliati.

Kembali meraih juara Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2017 untuk kategori Laboratorium menjadi bukti komitmennya dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan. Prodia, sebagai centre of excellence sberusaha memberikan inovasi dalam kualitas layanannya seiring dengan kebutuhan konsumen yang meningkat. Targetnya, ingin menjadi next generation healthcare provider di Indonesia dengan mengembangkan P4 Medicine (preventive, predictive, personalized & participatory).

Menurut Presiden Direktur PT Prodia Widyahusada Tbk., Dewi Muliati, Prodia berusaha menyediakan pemeriksaan dan layanan kesehatan yang berkualitas prima sesuai dengan kebijakan sistem manajemen mutu sehingga hasilnya konsisten si semua cabang. “Audit mutu internal dan eksternal dari badan sertifikasi dilakukan untuk menjaga tingkat akurasi kualitas pelayanaan,” ungkapnya.

Prodia merupakan satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang mendapat akreditasi dari College American Pathologist (CAP). CAP adalah organisasi eksklusif beranggotakan 18.000 dokter ahli patologis dan komunikasi laboratorium di seluruh dunia. Prodia juga telah menerima akreditasi internasional SNI ISO 15189 pada tahun 2008 sebagai Laboratorium Klinik. Prodia juga menggunakan indikator Customer Satisfaction Index (CSI) dan Net Promotor Score (NPS) untuk pemantauan mutu layanan. Pada tahun 2016, CSI Prodia mencapai nilai > 82% (sangat baik) dan index NPS di atas 50%, diatas rata-rata perusahaan lain.

Guna meningkatkan pelayanan laboratorium klinik, Prodia memiliki program Continuous Improvement untuk perbaikan proses yang berkesinambungan. Prodia juga melakukan kontrol internal ke seluruh cabang untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan antara satu cabang dan cabang lainnya memiliki standar. Berbagai inovasipun tak lepas dilakukan Prodia dengan memperkenalkan Prodia Health Care (PHC) dengan konsep Wellness Clinic, Prodia Women’s Health Centre (PWHC), dan Prodia Children Health Centre (PCHC) khusus untuk kesehatan anak.

Era disruptif yang diakibatkan teknologi dihadapi oleh Prodia melalui layanan digitalnya. Pengembangan hasil pemeriksaan online dapat diterima pasien secara rahasia. “Prodia juga melakukan pengembangan e-Registration dan e-Payment untuk memberikan kemudahan akses bagi konsumen lewat website Prodia dan nantinya akan dikembangkan melalui mobile apps,” jelas Dewi. Prodia juga memiliki aplikasi Customer Relationship Management (CRM) yang ditunjang dengan database pelanggan yang telah terintegrasi secara online di seluruh cabang.

Inovasi yang dilakukan Prodia tak berhenti di sit. Dari segi medis Prodia melakukan pengembangan produk tes barunya minimal 10 tes setiap tahunnya, termasuk didalamnya pemeriksaan (tes) next generation medicine/precision medicine. Meningkatkan sense of urgency dilakukan dalam menjalankan bisnisnya di era VUCA saat ini. Salah satunya dengan menyediakan informasi dan layanan yang cepat dan akurat sebagai langkah strategis kedepannya. Sejak didirikan, Prodia fokus dalam pengembangan sumber saya manusia . Melewati perubahan ini perusahaan secara pro-aktif mempersiapkan SDM dengan kompetensi penuh dengan melakukan pelatihan dan pendidikan yang sesuai.

Sifat adaptif ini yang dimiliki Prodia dalam menghadapi perubahan bisnis yang tak dapat dihindari. “Kami dapat menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada dalam era Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity (VUCA). Paling penting adalah dapat memberikan layanan kesehatan terbaik kepada seluruh pelanggan. Perluasan penetrasi pasar berbanding lurus dengan biaya marketing, hal ini mampu mempercepat respon dan customer engagement sehingga volume kunjungan pasien meningkat,” terangnya.

Sejak IPO tahun 2016 lalu, Prodia berhasil membukukan kinerjanya yang baik. Berdasarkan data per 30 September 2017, Prodia berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 10.17% atau sekitar Rp1,04 triliun, meningkat dari pendapatan tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp945.65 miliar.

Reportase: Arie Liliyah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved