Trends Economic Issues zkumparan

Kemendag Ajak Dunia Usaha Optimistis Melihat Peluang Perdagangan di Pasar Global

Status pandemi COVID-19 yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 12 Maret 2020 telah berdampak pada berbagai sektor, termasuk sektor perdagangan.

Sejak Kuartal I/ 2020, bisnis tidak lagi dapat berjalan normal akibat ketidakpastian global dan nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 diperkirakan akan jauh lebih rendah dari target APBN 2020, dengan dua skenario, yaitu buruk dengan tumbuh 2,3% dan terburuk atau tumbuh -0,4%, meskipun IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 0,5%.

Namun demikian, pada Januari hingga Maret 2020, neraca perdagangan Indonesia sebenarnya mulai membaik dan mengalami surplus sebesar US$2,6 miliar yang terdiri dari surplus neraca nonmigas sebesar US$5,7 miliar dan defisit neraca migas US$3,0 miliar. Sedangkan, ekspor Indonesia juga tercatat sebesar US$ 41,8 miliar atau naik 2,91% dibandingkan Januari-Maret 2019.

Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang masih menjadi negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia dengan pangsa masing-masing sebesar 15,1%, 12,2% dan 8,7% terhadap ekspor non migas periode Januari-Maret 2020. Namun, yang perlu juga kita cermati pada masa pandemi ini, ekspor nonmigas justru tumbuh signifikan ke Singapura yaitu naik 35,4% dan Italia naik sebesar 22,5%.

Dari sisi produk, beberapa produk utama ekspor yang mengalami peningkatan tertinggi pada Januari hingga Maret 2020 (YoY) antara lain pakaian jadi bukan rajutan naik 84,2%, kendaraan dan bagiannya naik 36,2%, produk tekstil jadi lainnya naik 15,0%, CPO & turunannya naik 10,3%, dan elektronik naik 1,9%.

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengatakan bahwa Indonesia bisa memanfaatkan peluang pertumbuhan ekspor beberapa produk ini. Namun, dia mengingatkan untuk tetap wasada dengan kemungkinan penurunan ekspor CPO dan Batubara.

“Keinginan menjadi negara mandiri melalui pemenuhan kebutuhan oleh industri di dalam negeri ini diprediksi akan banyak terjadi di beberapa negara lain di tengah pandemi,” ujar Jerry. Dia juga mengungkapkan, selama masa pandemi COVID-19, para perwakilan perdagangan RI seperti Atase Perdagangan, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), serta Kantor Dagang dan Ekonomi (KDEI) yang tersebar di 33 negara juga mengalami kesulitan untuk melakukan pameran dan mengumpulkan para buyer.

Pembatasan sosial maupun lockdown yang diberlakukan di hampir seluruh negara telah membuat upaya menjalin kerja sama perdagangan tidak berjalan efektif. Beberapa pameran berskala nasional dan internasional juga dibatalkan sebagai akibat dari pandemi COVID-19. Namun, menurutnya, semua itu tidak boleh menjadi alasan untuk tidak memanfaatkan peluang untuk mendorong ekspor Indonesia.

Jerry mengatakan ada beberapa catatan penting dari pandemi COVID-19 bagi perdagangan global, pertama, perubahan pola perdagangan global. Pandemi telah mengakibatkan terganggunya supply dan demand dari berbagai bahan baku karena basis produksi di Tiongkok yang terganggu.

Hal tersebut menjadi pelajaran untuk tidak menempatkan basis produksi terpusat atau bergantung di satu tempat. Akan lebih baik jika banyak negara terhubung dalam rantai pasok global untuk menjaga keberlangsungan pasokan. “Situasi ini menjadi peluang relokasi dari beberapa perusahaan multinasional yang ada di Tiongkok ke negara lain termasuk Indonesia pasca COVID-19,” kata dia menambahkan

Kedua, pentingnya kerja sama global. Indonesia bersama negara-negara G20 dalam pertemuan secara virtual pada Maret 2020 lalu telah sepakat untuk membentuk front bersama guna mengatasi COVID-19 sebagai common threat.

Negara-negara G20 sepakat untuk menjamin pertukaran lintas negara yang lancar bagi obat-obatan dan perlengkapan kesehatan, produk utama pertanian, serta barang dan jasa esensial. Selain itu negara G-20 juga sepakat untuk menjamin ketersediaan dalam harga terjangkau dan mendorong penambahan produksi melalui pemberian insentif dan memfasilitasi investasi di sektor terkait.

“Komitmen ini menjadi sangat penting, karena di sisi lain pandemi juga telah membuat negara-negara mulai memproteksi perdagangannya,” kata dia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved