Trends Economic Issues zkumparan

Kendaraan Listrik Pengaruhi Perkonomian Masa Depan

Kendaraan Listrik Pengaruhi Perkonomian Masa Depan
Menteri ESDM Ignasius Jonan
Menteri ESDM Ignasius Jonan. (Foto :Dok)

Energi Baru Terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik akan menjadi salah satu faktor yang bakal memengaruhi tatanan perekonomian di masa depan. Menteri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengemukakan empat industri yang akan sangat berkembang besar di masa mendatang, yaitu online, artificial intelligent, kendaraan listik dan EBT.

Terkait kendaraan listrik, komitmen Pemerintah Indonesia adalah mendatangkan teknologi EV (electric vehicle) dan menuangkannya dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Dengan begitu, terjadi peningkatan populasi kendaraan bertenaga listrik atau hybrid pada 2025 sebesar 2.200 unit mobil dan 2,1 juta unit sepeda motor. Di samping itu, pemerintah juga sedang merancang Peraturan Presiden tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan.

Menurut Jonan, ketersediaan motor listrik dan EBT tercermin dari makin meningkatnya nilai investasi yang masuk dari tahun ke tahun. Pada 2017, nilai investasi EBT sebesar US$ 1,34 miliar. Angka itu, naik menjadi US$ 1,6 miliar di tahun 2018. “Sektor EBT ini makin lama makin meningkat,” tegas Jonan dalam siaran pers di Surabaya, akhir pekan lalu.

Peningkatan investasi tersebut tak lepas dari penandatanganan 74 kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan kapasitas pembangkit sebesar 1.576 Mega Watt (MW) yang terjadi sejak tahun 2017 hingga 2018. Tak hanya itu, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT pun meningkat.

Kini, pemerintah pun gencar membangun pembangkit listrik berbasis EBT dan ekspansi penggunaan motor listrik demi menjawab tantangan global dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan domestik. Tahun 2019 Pemerintah menargetkan nilai investasi US$ 1,9 miliar dari sektor EBTKE (energi baru, terbarukan, dan konservasi energi).

Dari empat komponen tadi, tantangan terbesar menurut Jonan adalah memberikan akses energi ke pasar semua lapisan masyarakat dengan harga terjangkau sesuai sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”Tagline pemerintahbidang energi, yaitu menyediakan energi secara merata dengan harga terjangkau. Kalau energi ada tapi tidak terjangkau, buat apa,” tegasnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved