Trends Economic Issues zkumparan

Kepala BKPM Pastikan Tidak ada PHK di Jawa Barat

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meninjau kegiatan operasional perusahaan-perusahaan di tengah pandemi COVID-19.

Ada dua perusahaan industri padat karya yang dikunjungi, yaitu PT Taekwang Industrial Indonesia (TKII) di Subang, Jawa Barat dan PT Asahimas Flat Glass Tbk di Karawang, Jawa Barat. TKII merupakan perusahaan Korea Selatan yang bukan pemain baru di industri alas kaki di Indonesia. Perusahaan ini telah berdiri sejak 9 November 2011 dan memiliki nilai investasi sebesar US$160 juta. Tak heran jika saat ini TKII mampu menghasilkan sekitar 2 juta pasang sepatu per bulan yang 100% hasilnya untuk ekspor. Penghasilan dari penjualan sepatu saat ini dapat mencapai US$350 juta per tahun.

TKII mempekerjakan 25.000 tenaga kerja Indonesia yang semuanya masih bekerja selama pandemi COVID-19. “Silahkan tetap berproduksi, tetapi tetap dijaga betul protokol kesehatan,” ujarnya.

Ia menghimbau, perusahaan harus mensiasati agar kesehatan selamat dan bisnis tetap jalan. Serta tidak boleh ada pemutusan hubungan kerja (PHK). “Kalau perusahaan kesulitan beroperasi, ayo bicara dengan BKPM. Kita cari solusinya. Kita bicarakan dengan pemerintah pusat, daerah, DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten. Pokoknya tidak boleh ada PHK,” tegas Bahlil dalam kunjungannya.

Presiden Direktur PT Taekwang Industrial Indonesia Lee Young Suk menyampaikan apresiasinya atas kunjungan ini dan berterima kasih atas dukungan BKPM, Pemprov Jawa Barat dan Pemkab Subang atas kenyamanan kegiatan usaha yang diberikan.

“TKII melakukan strategi. Walaupun mengalami masa sulit dengan merubah hari dan jam kerja, tidak ada satu karyawan pun yang kami PHK. Ini dapat terjadi berkat manajemen bisnis kami yang selalu mengutamakan maju bersama dengan masyarakat sekitar,” ujar Lee Young Suk dalam pernyataannya.

TKII memiliki luas lahan pabrik sebesar 44 ha lebih tetapi baru dibangun sekitar 27 ha. TKII memprediksikan sampai tahun 2025, investasinya akan bertambah sebanyak US$100 juta. “Saat ini produksi kami sebanyak 2 juta pasang sepatu per bulan, akan kami tambahkan menjadi 4 juta pasang sepatu per bulan. Jadi kami berencana untuk mewujudkan tempat kerja yang baik untuk karyawan yang akan berjumlah 40 ribu orang,” imbuh Lee.

Pada hari yang sama, Bahlil melanjutkan agendanya menuju pabrik PT Asahimas Flat Glass Tbk (Asahimas) di Karawang, Jawa Barat. Perusahaan asal Jepang ini sudah lama terkenal sebagai produsen kaca terkemuka di dunia. Bahkan mampu memenuhi pasokan sebesar 43% akan kebutuhan kaca nasional.

Wakil Presiden Direktur PT Asahimas Flat Glass Tbk Emanuel David Satria Soetedja mengatakan bahwa mereka telah meningkatkan kapasitas produksi terpasang 630.000 ton secara signifikan untuk kaca lembaran, 5.800.000 meter persegi untuk kaca pengaman dan 2.400.000 meter persegi untuk cermin. Kapasitas tersebut menunjukkan eksistensi Asahimas sebagai produsen kaca terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara.

“Arahan Presiden pada era COVID-19, BKPM tidak hanya melayani investasi baru, namun juga investasi yang sudah ada dan yang akan melakukan ekspansi. Maka dari itu, tujuan BKPM ke sini untuk menindaklanjuti kendala-kendala dalam proses perluasan investasi Asahimas,” tegas Bahlil.

Bahlil juga mengapresiasi konsistensi Asahimas yang terus produktif dalam masa pandemi COVID-19. Kegiatan investasi yang terus berjalan membantu Indonesia dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). “Kami berharap pemerintah terus mendukung Asahimas sebagai pemain lama dalam produsen kaca dan dalam proses perluasan usaha ini,” ucapnya.

Asahimas tercatat dalam sistem perizinan OSS (Online Single Submission) memiliki nilai investasi sebesar Rp3,7 triliun (sekitar US$254 Juta) dan telah mempekerjakan tenaga kerja dalam negeri sebanyak 3.000 orang.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved