Marketing Trends

Keunikan Aksesoris BeaNaBell Jadi Magnet Pemikat Konsumen

Inspirasi bisnis bisa datang dari mana saja. Begitu halnya pengalaman yang dialami oleh Stepen Lie (42 tahun). Sebagai laki-laki tak terbersit sedikit pun dia akan melirik bisnis aksesoris wanita. Namun, berkat sang istri memberikan ide untuk menerjuni bisnis pernak pernik Kaum Hawa itu, kini usahanya tetap eksis di masa pandemi Covid-19.

Maka, akhir tahun 2019 Stepen mengibarkan bendera PT Riang Sukses Mandiri yang menaungi usaha aksesoris impor tersebut. Namun, dia menyebut sejatinya usaha ini telah dirintis sejak tahun 2017. “Tapi, saya baru mengurus aspek legalitasnya pada tahun 2019,” ungkapnya.

Nama produk aksesoris milik Stepen ini mengusung brand BeaNaBell. Nama ini tidak asal comot, karena kata si empunya bisnis, kata BeaNaBell adalah singkatan dari nama ketiga putrinya.

Lokasi usaha yang dijadikan gudang terletak di ruko di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten. Di Gudang itu, dia melayani pembelian produk secara online dalam bentuk eceran dan grosir. “Saya mendatangkan produk-produk aksesoris itu dari Tiongkok dengan kualitas menengah keatas, dan menjualnya kembali dengan harga terjangkau untuk memenuhi kebutuhan pasar, yaitu semua kelas lapisan masyarakat” ujar Stepen.

Varian produk BeaNaBell lebih dari 200 SKU. Ada produk aneka jepit rambut, bando, wig (rambut palsu), sisir dengan bahan kayu, karet rambut, spon make up, rol rambut, spon mandi, hingga aksesoris seperti kalung dan anting, juga masih banyak lainnya. Harga produknya sendiri dibanderol mulai dari Rp3.000 hingga Rp80 ribu per unitnya.

“Produk favorit yang banyak dibeli konsumen adalah sisir kayu, bando dan jepit rambut. Sebab, kami menghadirkan produk-produk yang unik, contohnya aneka jepit rambut BeaNaBell dengan warna-warni dof pastel yang tidak pasaran dan tidak gampang patah, juga sisir kayu yang benar-benar terbuat dari kayu asli sehingga tidak membuat rambut kusut, tentu saja semuanya dengan harga yang terjangkau” jelas Stepen tentang keunggulan produknya.

Saat ini memang order penjualan BeaNaBell banyak, tapi diakui Stepen pada awal berdiri usahanya susah sekali mendapatkan pembeli. “Waktu itu, sempat dalam sebulan hanya ada 5 transaksi. Pada awal mulai usaha masih sepi, itu sekitar dua tahun. Tapi, pada tahun ketiga, usaha kami terus berkembang dan lebih meningkat lagi saat pandemi. Sebab, saat PPKM di masa pandemi, masyarakat tidak bisa keluar rumah dan khawatir tertular Covid-19, sehingga banyak transaksi online di marketplace,” jelas Stepen lebih detail.

Untuk strategi pemasaran BeaNaBell, menurut Stepen jika dulu dilakukan secara offline, dua tahun terakhir beralih menjadi lebih fokus ke online. Dia menggunakan marketplace Shopee, Lazada, Tokopedia, Blibli, dan Bukalapak. “Kami juga memberikan diskon hingga 50% pada momen-momen tertentu, misalnya HUT Kemerdekaan RI atau program masing-masing marketplace. Dan strategi ini ampuh untuk mendongkrak penjualan,” kata pengusaha yang juga karyawan di perusahaan batubara swasta itu.

Saat ini rata-rata BeaNaBell mendapatkan 200 order tiap hari dari seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi, mayoritas berasal dari kawasan Jabodetabek. “Namun pada event-event tertentu, bisa mencapai hingga lebih dari 500 order dalam sehari,” ujarnya.

Tantangan bisnis aksesoris yang dihadapi Stepen cukup banyak. Dia menyebut di antaranya saingan produk China yang dijual dari negara asalnya melalui marketplace di Indonesia. “Tapi, produk kami bisa dikirim sehari sampai. Kalau produk asli dari China kan pengirimannya lama, biasanya sekitar 14 hari. Selain itu, harga BeaNaBell juga bersaing dengan kompetitor” ujarnya tentang dinamika bisnis aksesoris.

Ke depan, dengan komitmen memasarkan produk-produk unik dan lengkap sebagai daya saing BeaNaBell, Stepen akan bekerja sama dengan UKM-UKM lokal yang memproduksi rupa-rupa aksesoris untuk menambah varian produk.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved