Marketing Trends zkumparan

Kiat Miracle Aesthetic Bersaing di Industri Kecantikan

Kiat Miracle Aesthetic Bersaing di Industri Kecantikan
(Kedua dari kiri) Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic Group

Industri kecantikan di Indonesia semakin berkembang seiring dengan maraknya media sosial. Tren yang tadinya hanya berlaku di wilayah tertentu, kini bisa diikuti oleh semua orang. Hal ini meningkatkan permintaan di sektor bisnis kecantikan. Sebagai perusahaan yang sudah beroperasi selama 23 tahun, Miracle Aesthetic Clinic (Miracle) tertantang untuk menghadirkan inovasi di tengah kompetisi yang ketat.

Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic Group, mengatakan bahwa pihaknya ingin membuat positioning berbeda dengan yang lain. Ia menamakannya konsep The Science of Facial Architechture. “Kami meluncurkan konsep/metodologi dalam metode pembentukan wajah agar yang datang bisa lebih menarik tanpa menghilangkan karakter asli wajah pasien,” ujar Lanny.

Ia menjelaskan bahwa di dunia pembentukan wajah terdapat beberapa kasus kondisi yang tidak diinginkan karena klinik terlalu berlebihan dalam memenuhi kebutuhan pasien, kendati sudah terlalu sulit direalisasikan. Muncul sindrom wajah yang tidak menarik karena sudah dimodifikasi berlebihan. “Kami berdiskusi dan mengumpulkan ribuan kasus hingga mengkristalisasi menjadi suatu protokol. Di miracle kami tidak ingin sekadar memenuhi permintaan pasien tapi kami punya konsep,” terangnya.

Miracle menggunakan alat khusus yang digunakan untuk mengukur kondisi wajah pasien. Berbeda dengan klinik lain yang menggunakan insting dokter, penanganan Miracle dilakukan berdasarkan teori arsitektur sehingga membuat wajah lebih proporsional dengan tujuan tertentu. Misalnya, orang yang ingin menampilkan kesan ramah di wajahnya bisa datang ke sini.

Dari segi kinerja, klinik yang punya 20 cabang di seluruh Indonesia ini mencatatkan angka yang cukup baik. Kendati menyasar segmen menengah atas, jumlah tindakan klinik meningkat, yakni hanya 60 ribuan tahun 2014 menjadi 80 ribu di tahun 2018.

Editor : Eva Martha Rahayu

wwww.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved