Management Trends zkumparan

Kiat PJB Bangun Kompetensi Karyawan

Kiat PJB Bangun Kompetensi Karyawan

Untuk mewujudkan proyek kelistrikan 35 ribu Megawatt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menerapkan strategy corporate learning untuk mendukung ketersediaan dan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM).

Hal ini diungkapkan oleh Suharto, Direktur SDM dan Administrasi PJB saat event HR Excellence Award 2019 yang diselenggarakan oleh Majalah SWA bekerja sama dengan Lembaga Management Universitas Indonesia (LM UI) di Hotel Shangri-La, Jakarta, (10/04/2019).

Anak perusahaan PLN yang memiliki jumlah karyawan sekitar 9.000 orang ini membentuk PJB Academy guna menyiapkan karyawan yang berkompeten. Dengan skema corporate university, PJB Academy juga merupakan bagian dari PLN Corporate University yang terdiri dari enam kampus di antaranya, di Gresik khusus untuk asset management, Paiton khusus untuk batubara, Muara Karang untuk gas, Muara Tawar untuk bisnis, Cirata untuk hydro, dan untuk leadership and talent development ada di Surabaya.

“Begitu kita dituntut untuk menyiapkan SDM yang pertama terpikir adalah bagaimana proses pembelajaran di perusahaan ini, maka kami membentuk PJB Academy,” kata Suharto.

Untuk proses pembelajarannya PJB menerapkan sistem 70:20:10. Di mana 70% merupakan Experience yakni praktik yang dilakukan di unit masing-masing seperti penugasan overhaul dan pembuatan job assignment, magang overhaul project MHPS di luar negeri, serta praktik operasi dan pemeliharaan langsung di lapangan dengan pendampingan oleh expert.

Kemudian, 20% merupakan Exposure seperti penjelasan proses overhaul oleh pembimbing field training dan job assignment oleh atasan langsung, kuis dan penjelasan oleh atasan langsung, serta coaching dengan direksi dan expert. Adapun 10% merupakan Education di mana pembelajaran di dalam kelas.

“Kami menitikberatkan pada 70% yang cukup membekas dan cukup banyak membantu memberikan arah kenapa dia harus mengambil pelajaran ini, bagaimana praktiknya nanti di lapangan sehingga mereka betul-betul menguasai apa yang akan dilakukan di dalam proses-proses di bidangnya masing-masing,” lanjut Suharto.

Dalam pembelajaran ini, PJB mengerahkan semua jajaran direksi untuk terjun langsung menjadi guru. Sebab, PJB berprinsip bahwa learning itu tidak berhenti sampai kompetensi tetapi bagaimana kemudian proses pembelajaran bisa memperbaiki dan meningkatkan performa daripada perusahaan.

“Mereka menjadi HR apa yang kita sebut dengan leader as teacher. Direktur utama kita tempatkan sebagai principal di PJB Academy, semua direksi berperan sebagai vice, para kepala divisi, para GM, para kepala satuan itu menjadi learning sharing committee,” ujarnya.

Adapun dalam mengejar posisi kompetensi di Pulau Jawa, PJB membentuk program pembelajaran unggulan dengan metode parenting dan sistering. Parenting merupakan pembekalan kompetensi dari kantor pusat yang diberikan pada pegawai unit. Namun, karena posisi unit PJB cukup banyak maka dilakukan juga metode sistering dengan cara melihat unit-unit dengan pengelolaan terbaik sehingga unit tersebut menjadi sister bagi unit yang kompetensinya lebih rendah.

Praktik-praktik pengelolaan SDM di PJB ini mendorong kemajuan perusahaan seperti predikat Industry Leader dalam penilaian Malcolm Baldrige 2018 dengan skor 679, dan Proper Emas dari KLHK 2018. “Ini yang meyakinkan kami dan menambah keyakinan teman-teman bahwa kita sudah melakukan ini dengan tepat,” tutur Suharto.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved