KLM Royal Dutch Airlines, maskapai penerbangan milik Belanda, merayakan hari jadinya yang ke-100. Selama 95 tahu pula, KLM telah membuka penerbangan Belanda-Indonesia. Perjalanan maskapai ini untuk membuka rute menuju Indonesia tidak mudah. Tahun 1924, Fokker F-VII yang diawaki 3 orang memulai perjalanannya dari Amsterdam untuk mencari tujuan antarbenua. Setelah menempuh perjalanan selama 55 hari, KLM mendarat di Jakarta. Selanjutnya, penerbangan Amsterdam-Jakarta dibuka pada tahun 1930.

Untuk merayakan 100 tahunnya, KLM menyelenggarakan pameran di Erasmus Huis yang merangkum perjalanan maskapai pada 5 dan 7 Oktober 2019. Pameran ‘KLM 100 Years Celebrate the Future’ menampilkan instalasi terowongan kapsul waktu yang menampilkan sejarah KLM dalam sebuah timeline, pameran kreatif yang menampilkan inovasi KLM dalam teknologi digital dan berkelanjutan, serta koleksi Delft Blue Miniature Houses.

Wouter Gregorowitsch, Country Manager Air France KLM Indonesia, mengatakan, pameran ini memberikan wawasan bagi pengunjung tentang sejarah dan masa depan KLM sebagai pelopor industri penerbangan antarbenua.

Dalam program keberlanjutannya, KLM mengusung gerakan kompensasi CO2. Gerakan ini mendorong penumpang untuk kontributif dalam mengurangi emisi CO2. Hasil kompensasi ini disalurkan untuk program reboisasi hutan di Panama.

KLM juga mengganti perlengkapan di kabin seperti alat makan, karpet, dan pelapis tempat duduk dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.

Di bidang teknologi, sejak Oktober 2018 KLM telah meluncurkan voice-activated services di Google Home bernama BlueBot. Teknologi ini membantu calon penumpang menemukan tujuan penerbangan yang sesuai dengan data-data penerbangan penumpang sebelumnya. Terakhir, saat ini KLM telah merilis purwarupa Flying V, sebuah rancangan pesawat yang bisa mengurangi 20% pemakaian bahan bakar dari Airbus A350, pesawat tercanggih saat ini.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id