Trends

Kolaborasi Kemenparekraf dan Lakon Bangkitkan Pasar Industri Kreatif

Kolaborasi Kemenparekraf dan Lakon Bangkitkan Pasar Industri Kreatif
Thresia Mareta, Founder Lakon Indonesia

Setelah sukses menggelar Pakaiankoe pada November tahun lalu di area SCBD, Jakarta, untuk memeriahkan Hari Batik Nasional, Lakon Indonesia bekerjasama dengan Kementrian Parekraf dan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) akan menggelar Gantari, di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah.

Gantari adalah sebuah perjalanan untuk mendalami dan menyempurnakan cerita Lakon Indonesia, dalam gelaran busana atau fashion show ‘Gantari: The Final Journey to Java’. Menurut Thresia Mareta, Founder Lakon Indonesia, acara ini sebagai upaya memasarkan produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hasil karya pengrajin tradisional berupa batik, jumputan, dan tenun lurik dari bahan baku serat natural.

“Gelaran ini untuk mendorong pelestarian budaya khususnya tekstil tradisional Indonesia yang sudah berhasil diwujudkan dalam berbagai rupa. Tak hanya pada sektor batik dan fesyen, Gantari melibatkan 1000 pelaku ekonomi kreatif untuk menggiatkan kembali industri kreatif di masa pandemi ini,” tutur Theresia.

Nia Niscaya Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menambahkan Gantari, The Final Journey to Java merupakan sebuah perjalanan yang mendalami dan menyempurnakan cerita Lakon Indonesia sebagai kelanjutan dari 2020 lalu. Perjalanan ini adalah cita yang menggambarkan metamorpose platfon Indonesia dan juga merupakan bagian dari peringatan Hari Batik Nasional serta sebagai upaya dalam menggali budaya dan tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun.

Kali ini Lakon Indonesia akan mempresentasikan koleksi yang lebih matang dan lebih dalam berupa 130 koleksi pakaian siap pakai yang akan diperagakan oleh 100 orang model. Mengangkat kekayaan kain hasil karya tangan pengrajin tradisional berupa batik, jumputan, dan tenun lurik, dengan bahan serat natural yang memang sangat cocok dengan iklim tropis Indonesia.

Diakui Theresia, semua kain tersebut adalah hasil kerjasama Lakon Indonesia dengan para pengrajin di daerah Jawa yang saat ini telah menginjak tahun kedua. Dimana Lakon Indonesia tidak hanya membina mereka, melainkan juga membantu mereka melakukan berbagai eksperimen, memberikan ilmu-ilmu dan pandangan-pandangan baru yang akan dapat membantu mereka untuk menghasilkan karya yang lebih baik dan berkembang. Hal inilah yang akan menjadi modal bagi mereka untuk dapat terus bergerak di masa yang akan datang.

Harapannya agar dapat membantu para pengrajin, UMKM, terutama dalam industri fashion dan industri kreatif lain sebagai pendukungnya untuk bergerak, terutama di dalam masa pandemi ini. “Kami juga ingin menyampaikan semangat bahwa pandemi ini tidak melemahkan, melainkan menyatukan kita untuk dapat bergerak bersama dalam membuat pembaharuan yang akan terus menguatkan Indonesia,” kata Theresia.

Dalam pagelaran kali ini, Lakon Indonesia mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan lebih banyak pihak, mulai dari pengrajin, artisan, seniman, Irsan – designer, Adi Purnomo – arsitek, hingga badan pemerintah dan Kementrian Parekraf. Gelaran peragaan busana akan diselenggarakan mengikuti protokol kesehatan ketat. Gelaran akan dihadiri 250 orang.

Acara ini akan dilaksanakan secara hybrid dengan penonton yang sangat terbatas dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, serta akan ditayangkan secara daring di kanal Instagram, You Tube Lakon Indonesia, Kemenparekraf dan JF3. Agar lebih banyak kalangan yang dapat ikut merayakan Hari Batik Nasional, menjadikan Batik benar- benar sebagai suatu kebanggaan karena ini adalah salah satu karya seni yang asli milik bangsa Indonesia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved