Trends

Kolaborasi Kian Meningkatkan Ekonomi Sirkular

Pegawai Tridi Oasis yang mendaur ulang sampah plastik domestik. (Foto : Tridi Oasis)

Timbunan limbah plastik sebagai dampak penggunaan berbagai jenis plastik dalam jumlah yang besar, baik oleh industri maupun rumah tangga, memerlukan kerjasama dari berbagai pihak dalam pengelolaannya.Salah satu solusi yang marak digiatkan adalah bagaimana agar limbah plastik ini dapat di daur ulang dan memiliki nilai sosial ekonomi bagi masyarakat.

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim, menjelaskan kegiatan daur ulang limbah plastik adalah salah satu penggerak kegiatan ekonomi berbasis sirkular. “Beberapa jenis plastik memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah plastik jenis PET yang memiliki demand yang tinggi di industri daur ulang. Penggunaan bahan ini sejalan dengan visi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KementerianLHK) mengenai peta penanganan sampah melalui daur ulang dan pemanfaatan kembali dengan prinsip sirkulasi ekonomi,” Christine dalam pernyataanya seperti dikutip SWA Online di Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Sejak dibentuk pada 2015, ADUPI yang memiliki 499 anggota di 7 provinsi yang terdiri dari pengepul sampah plastik partai besar dan pabrik daur ulang ini secara aktif melakukan pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku untuk dijadikan produk baru yang bernilai ekonomi tinggi

Bisnis daur ulang plastik memiliki potensi yang besar. Terlihat dari konsumsi plastik sekitar 3-4 juta ton per tahun. “Bisnis daur ulang di ADUPI saja bisa mencapai 400.000 ton per tahun. Dengan potensi yang terus berkembang, industri daur ulang sampah botol plastik juga berperan menumbuhkan lapangan pekerjaan dalam platform ekonomi sirkular,” tutur Christine.

Model ekonomi sirkulasi, lanjutnya, bertujuan untuk memperpanjang masa pakai sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk dimanfaatkan kembali. Juga sebagai alternatif bahan baku atau didaur ulang menjadi produk baru, sehingga dapat menghemat biaya produksi atau menjadi produk baru yang laku jual.Direktur Jenderal PLSB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Rosa Vivien, mengatakan pemerintah selalu berupaya dan mendukung langkah-langkah positif dalam menangani permasalahan pengelolaan sampah. Saat ini, menurutnya, ada tiga pendekatan yang dilakukan pemerintah, yaitu pendekatan zero waste melalui perubahan perilaku, pendekatan teknologi, dan pendekatan ekonomi sirkular. “Prinsip 3R yaitu reduce, reuse, recycle, dan ekonomi sirkular sudah menjadi kerangka kerja dalam kebijakan nasional dan strategi pengelolaan sampah di darat maupun laut,” ungkap Rosa.

Kolaborasi Ekonomi Baru

Berkaitan dengan pendekatan ekonomi sirkular, kerjasama saling menguntungkan lantaran sampah plastik mendatangkan nilai ekonomi baru sekaligus mengurangi timbunan sampah yang pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan. “Ini solusi yang baik dalam soal penanganan limbah plastik. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, keberadaan industri daur ulang limbah plastik juga bisa mendatangkan nafkah bagi masyarakat pengepul. Sebuah win-win solution,” katanya.

Christine menyebutkan, saat ini ADUPI berkolaborasi dengan Le Minerale dalam upaya proses daur ulang botol PET yang mendukung ekonomi sirkular melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale (GESN). Empat program GESN, ungkapnya, meliputi membangun model ekonomi untuk meningkatkan recycling rate daur ulang plastik (DUP), membangun sistem pusat data dan informasi DUP Indonesia, membuat standardisasi dan edukasi DUP Indonesia, dan mengedukasi pelaku DUP agar berbadan hukum. “Kolaborasi ini diharapkan dapat mengembangkan rantai kegiatan daur ulang limbah plastik mulai dari pengepul hingga industri pengolahnya,” katanya.

Pada kesempatan ini, Ronald Atmadja, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya, mengatakan sebagai salah satu produsen air minum yang mengunakan plastik sebagai kemasan produk, Le Minerale memiliki komitmen yang tinggi dan bersinergi terhadap upaya pemerintah dan Lingkungan dalam hal pengelolaan sampah khususnya plastik. PET adalah jenis plastik yang banyak digunakan sebagai bahan baku produk plastik, seperti kemasan botol dan galon air minum karena sifatnya yang unggul, diantaranya berwarna jernih, ringan, mudah dibentuk, tidak mudah pecah. Kemasan plastik yang berbasis PET juga lebih higienis dan aman digunakan, serta mudah didaur ulang, dan bernilai ekonomis relatif tinggi Selain kolaborasi dengan beberapa lembaga terkait, Le Minerale juga mendorong partisipasi aktif publik melalui kampanye bertanda pagar #RecycleHeroes yang merupakan gerakan internasional yang diangkat sebagai tema dalam Global Recycling Day 2021.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved