Trends

Kolaborasi Synthesis Huis & Bank Mandiri Garap Segmen Milenial

Kolaborasi Synthesis Huis & Bank Mandiri Garap Segmen Milenial
(Kanan-Kiri): Ayu Pertiwi, Vice President Consumer Loans Group Bank Mandiri; Managing Director Synthesis Huis Aldo Daniel; dan Lolita Setyawati, Founder PT Daya Uang Indonesia Tangguh, di sela-sela diskusi dengan tema ‘Kelola Rencana Keuangan Ala Milenial Miliki Properti’ di Synthesis Huis Marketing Gallery, Jakarta (29/9).

Generasi milenial merupakan pasar yang besar untuk berbagai industri termasuk sektor perumahan. Berdasarkan riset Indonesia Property Watch (IPW), milenial yang banyak disasar sebagai segmen properti terbesar nyatanya yang memiliki kemampuan untuk membeli rumah sangat terbatas. Hanya sekitar 40,95 persen milenial yang bisa membeli properti dengan uangnya sendiri. Sisa 39,05 persen bisa membeli tapi harus dibantu oleh orang tua untuk uang muka maupun sebagian dari cicilannya.

Apalagi saat ini pertumbuhan harga rumah lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pendapatan generasi milenial. Kenaikan inflasi dan merangkaknya suku bunga KPR menjadi ancaman bagi generasi milenial untuk mewujudkan impian memiliki rumah idaman.

Dalam forum diskusi bertema ‘Kelola Rencana Keuangan Ala Milenial Miliki Properti’, Lolita Setyawati, Founder PT Daya Uang Indonesia Tangguh, memaparkan masalah terbesar generasi milenial saat ini salah satunya adalah gaya hidup. Sebetulnya milenial itu mampu membeli rumah asalkan menerapkan strategi perencanaan keuangan secara matang. “Terpenting adalah mengatur cash flow, berusaha mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk tabungan uang muka mencicil rumah,” katanya.

Ia menambahkan, merencanakan keuangan salah satu cara termudah untuk bisa memiliki rumah, apalagi harga properti tiap tahun mengalami kenaikan yang relatif tinggi. Hal pertama yang harus dilakukan milenial adalah merubah main set, berfikir visioner untuk membeli rumah.

Diakui Lolita, semua harus terencana dengan baik, ada porsi keuangan yang bisa dikeluarkan untuk keperluan saat ini dan mematangkan pula rencana keuangan untuk masa depan. Milenial harus cerdas menata cash flow agar semua impian dapat direalisasikan. Lolita menegaskan semakin besar penghasilan, tentunya porsi tabungan untuk investasi lebih besar. Ada baiknya para milenial fokus ingin punya rumah seperti apa, lokasinya di mana, harga sesuai kemampuan. Upayakan menabung untuk uang muka jika ingin membeli rumah secara KPR. “Saran saya, milenial harus melek investasi di instrumen yang menghasilkan lebih tinggi dari kenaikan harga properti pertahun yaitu 6%,” tegas Lolita.

Ayu Pertiwi Vice President Consumer Loans Group Bank Mandiri juga memaparkan beragam keuntungan investasi properti sebagai instrumen paling aman yang nilainya tidak pernah turun. “Diproyeksikan tahun ini industri properti akan semakin meningkat, dengan dukungan perbankan memberikan suku bunga rendah, dukungan pemerintah serta berbagai gimmick menarik dari developer akan mendorong masyarakat untuk bertransaksi properti,” kata Ayu.

Berdasarkan data Laporan Survei Properti Residensial di Pasar Primer oleh Bank Indonesia pada Triwulan I 2022 mayoritas Konsumen masih menggunakan KPR dalam pembiayaan propertinya (kurang lebih 70%), dan pertumbuhan KPR mengalami kenaikan sebesar 10,61% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (9,76%).

Menurut Ayu, saat ini KPR Bank Mandiri juga membidik kalangan milenial, beberapa pilihan KPR Bank Mandiri yang cocok untuk executive milenial antara lain program pricing yang terdiri dari suku bunga selected developer dengan suku bunga 3,88% fix 3 tahun untuk tenor minimal 12 tahun, suku bunga 5,99% fix 5 tahun untuk tenor minimal 12 tahun, dan khusus untuk karyawan pekerja ditawarkan suku bunga 8,5% fix 10 tahun.

Selain itu, KPR Bank Mandiri menawarkan pula keringanan biaya provisi dan admin bagi executive milenial, yaitu bebas biaya provisi dan admin khusus untuk karyawan pekerja yang mengambil suku bunga 9,25% fix 10 tahun. Ada juga program kemudahan proses KPR khususnya kemudahan persyaratan dokumen income (KPR Instant Approval, KPR Prime Customer, KPR Prioritas, KPR Pegawai dan KPR Hebat). “Tahun ini Bank Mandiri menargetkan akan salurkan KPR sekitar Rp 12 triliun, dimana kontribusi dari KPR milenial sekitar Rp 4 triliun-Rp 5 triliun,” katanya.

Diakui Ayu, Bank Mandiri juga meluncurkan program kerja sama dengan berbagai pengembang, berkolaborasi dengan developer termasuk join program. Selama ini penjualan KPR Bank Mandiri didominasi dari KPR segmen primary seperti yang dilakukan di Synthesis Huis.

Managing Director Synthesis Huis, Aldo Daniel mengatakan, hadirnya Synthesis Huis di wilayah Cijantung, Jakarta Timur dapat dijadikan pilihan hunian bagi semua kalangan termasuk executive milenial. untuk membidik kalangan executive milenial, Synthesis Huis juga telah menggandeng sejumlah perbankan di antaranya KPR Bank Mandiri. “Harapannya, selain mempermudah dari sisi pembiayaan, penjualan unit Synthesis Huis dapat terjual sesuai target yang direncanakan,” katanya.

Diakui Aldo, pihaknya menawarkan kemudahan dari sisi pembayaran. Ada tiga sistem pembayaran ditawarkan, yaitu dengan cara cash keras yang dapat diangsur 6X, cash bertahap yang dapat diangsur sebanyak 24X dan KPR mulai DP sebesar 5% bisa disubsidi oleh developer dan angsuran 1% per bulan. “Akan ada promo menarik yang akan kami tawarkan untuk mendongkrak penjualan unit Synthesis Huis. Bulan Oktober, kami juga masih meluncurkan program subsidi DP untuk KPR,” kata Aldo.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved