Management Trends zkumparan

Konsistensi BRI Garap Micro Banking

Konsistensi BRI Garap Micro Banking

Menurut Sis Apik Wijayanto, Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), sejak awal berdiri secara konsisten bank plat merah ini fokus di micro banking dengan sebutan kredit usaha kecil dan BIMAS. BRI memiliki batasan micro banking dengan maksimal pembiayaan Rp 200 juta.Ini disesuaikan dengan kemampuan bisnis dan omset para pelaku bisnis. Untuk UMKM mulai dari Rp 200 juta hingga Rp 5 miliar. Dalam penanganannya juga berbeda, micro banking telah memiliki kultur yang identik sejak BRI berdiri. Ini juga yang membuat BRI expert dalam micro banking di Indonesia.

Brand Value

Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sis Apik Wijayanto.

Kultur yang dimiliki micro banking begitu unik dalam relationship-nya yang terwujud dari pelaku bisnis dan komunitas mereka di setiap desa. “Kami sangat memperhatikan local wisdom dan kebiaasaan-kebiasaan lokal tiap daerah, pendekatannya bagaimana? Mungkin di daerah tertentu ada sedikit berbeda dengan lainnya,” ungkap Sis Apik. BRI membentuk pendekatan relationship secara personal, namun asas prudent bisnisnya tetap dijaga. Kesuksesan debitur BRI patut diapresiasi, banyak para pengusaha mikro menengah yang mengawali peminjaman modalnya dari Rp 25 juta kini sudah menjadi pengusaha besar yang levelnya telah korporat. Malahan, beberapa di antaranya telah mengekspor hasil jualannnya ke luar negeri.

Kesuksesan pengusaha micro banking BRI hampir mencapai 70%. BRI mengiringi perjalanan mereka mulai dari kecil. “Kami memang embrionya membantu pengusaha dari mikro dulu, beberapa kali pinjaman, naik menjadi menengah lalu jadi korporasi. Kami terus kawal hubungan, hubungan dengan BRI bahkan bisa terjalin hingga 25-30 tahun, bahkan sampai ke generasi ketiga,” paparnya.

Menurut Sis, pelaku bisnis mikro adalah golongan usaha yang dapat mengontrol bisnis pribadinya, mereka sangat berhati-hati. Ini yang membuat bisnis mikro menjadi penolong perekonomian bangsa kala mengalami penurunan. Mereka mampu menguasai bisnis lalu dikembangkan ke arah lain. “Pelaku bisnis mikro juga sangat berpegang teguh konsistensi bisnisnya. Misalnya awalnya di bisnis pertanian dia akan konsisten. Kalau dia masuk derivatif lain, tidak akan jauh dari sana seperti pupuk, angkutan pertanian dan sebagainya,” paparnya.

Area yang menyebar di seluruh Indonesia menjadi tantangan tersendiri dalam mengelola micro banking. Bukan hanya di kota, tapi juga di pelosok daerah perbatasan. Seperti halnya saat meresmikan BRILink di perbatasan Papua dengan Papua Nugini yang bernama daerah Skow. “Kehadiran BRILink di kawasan perbatasan Indonesia dan Papua Nugini bertujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat di kawasan perbatasan yang sebelumnya tidak tersentuh layanan perbankan. Upaya ini sekaligus mendukung program inklusi keuangan,” ujar Sis. Agen BRILink tersebar di Pasar Wutung, Skow, Distrik Muara Tami yang letaknya bersebelahan dengan pos TNI penjagaan perbatasan. Peran pemerintah dalam pengembangan micro banking sangat besar, dengan ditandai adanya program KUR dan subsidi bunga yang hanya 9% saja. Ini menjadi hal yang baik bagi masyarakat Indonesia untuk bisa lebih mengembangkan lagi usaha yang dimilikinya.

Melalui penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bank BRI berkontribusi terhadap pemerataan dan kemudahan akses bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil untuk memperoleh pembiayaan. Sampai dengan akhir tahun 2016, Bank BRI mampu menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 69,4 triliun kepada 3,9 juta debitur atau tumbuh 328% dari tahun sebelumnya.

Dengan capaian tersebut, Bank BRI berkontribusi sebesar 91,1% dari total penyaluran KUR nasional. Tahun 2017, target KUR nasional sebesar Rp 110 triliun, Bank BRI mendapatkan kepercayaan dengan mendapatkan porsi penyaluran sebesar Rp 71,2 triliun atau 65% dari total KUR nasional di tahun 2017. Selama hampir 3 bulan, dari awal tahun 2017 hingga pertengahan bulan Maret 2017, berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 11,8 Triliun kepada lebih dari 646 ribu debitur.

Kehadiran satelit komunikasi BRIsat semakin memperkuat layanan mikro BRI. Langkah inovatif BRI ini menjadikannya sebagai bank terbesar dalam transaksi perbankan sekaligus menguasai segmen micro banking. Dengan dukungan BRIsat diharapkan semakin kuat dan optimal memberikan jaringan baik konvensional maupun kerja bisnis mikro online. “Bank BRI berjanji dengan BRIsat akan segera melakukan upgrade fisik dan pembukaan unit kerja baru di bidang mikro, seperti penambahan unit kerja Teras BRI, Teras BRI Mobile, Teras Digital, dan Teras BRI Kapal,” ujarnya. Adanya terobosan ini akan semakin mudah melayani nasabah mikro yang menjadi segmen utama. Menurutnya, pengembangan sektor usaha mikro harus dilakukan secara menyeluruh. Selain bantuan permodalan berupa pinjaman serta jasa perbankan lainnya, juga turut berperan memberikan pelatihan dan pendampingan usaha sampai dengan penciptaan peluang bisnis.

Perkembangan micro banking saat ini belakangan diiringi juga dengan munculnya fintech. Hal ini semakin memberikan kemudahan bagi nasabah. Pasar mikro yang masih sangat besar memberikan peluang terbuka bagi mereka yang ingin memberikan modal. BRI melihat kehadiran fintech ini bukan merupakan ancaman, munculnya fintech dirasa BRI dapat dijadikan partner yang dapat diajak bekerja sama dalam hal ini. “Kami bahkan melihat fintech dapat menjadi partner untuk digandeng. Segmen mereka juga berbeda, ada yang peer to peer landing dan crowd funding,” ujarnya.

Reportase: Herning Banirestu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved