Business Research Trends zkumparan

Konsumen Indonesia Perlu 14 Hari untuk Beli Ponsel Baru

Konsumen Indonesia Perlu 14 Hari untuk Beli Ponsel Baru

Belakangan ini industri ponsel di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Hasil riset Canalys Indonesia Q4 2018 menyebut, pasar smartphone Indonesia paling cepat berkembang di Asia Tenggara dengan jumlah pengiriman 17% lebih banyak daripada tahun 2017.

Pertumbuhan ini dapat dilihat dari banyaknya smartphone baru yang terus diluncurkan oleh para vendor setiap tahunnya. Tidak hanya didominasi oleh vendor besar, tetapi juga selalu ada vendor baru yang menawarkan gebrakan baru. Namun, dengan banyaknya vendor smartphone, disadari atau tidak, pasti membuat bingung setiap kali akan membeli smartphone baru.

Berdasarkan tiga penelitian yang dilakukan oleh Google dengan tajuk Smartphone Insights 2019, menunjukkan bahwa sekitar 55% pembeli merasa kewalahan dengan banyaknya pilihan smartphone yang ada di pasaran. Bahkan, perjalanan konsumen untuk membeli ponsel baru memakan waktu hingga 14 hari.

“Di awal ketika ingin membeli smartphone 81% pembeli belum memutuskan jenis ponsel seperti apa yang akan mereka beli. Biasanya mereka mempunyai 2-3 pilihan brand,” kata Yudistira Adi Nugroho, Sr. Tech and Telco Industry Analyst, Google Indonesia di Jakarta, (08/05/2019).

Lalu, apa yang menjadi pertimbangan konsumen ketika akan membeli ponsel baru? Penelitian menunjukkan bahwa pertimbangan utama mereka adalah kecepatan dan kinerja smartphone. Pembeli smartphone di Indonesia terutama mencari kecepatan (87%), daya tahan baterai (83%), dan memory storage (81%). Ketiga hal tersebut bahkan sudah menggeser kamera yang berada di posisi 12.

“Bukan berarti kamera tidak penting karena masih di angka 71%, tapi konsumen butuh yang lebih high tech lagi dibanding kamera,” lanjut Yudistira.

Hasil penelitian juga menunjukkan sebagian besar pembeli dimulai secara online, mulai dari melakukan pencarian (71%), membandingkan spesifikasi ponsel dengan melihat berbagai ulasan (64%), menonton video ulasan ponsel (40%), mengecek bundling promosi (20%), dan akhirnya 69% pembeli memutuskan membeli di toko ritel.

Menariknya, 50% konsumen cenderung membeli merek smartphone yang berbeda dari apa yang sebelumnya mereka miliki, 2 dari 5 pembeli juga mengganti simcard provider ketika membeli smartphone baru. Hal ini menggarisbawahi pentingnya. bundling promosi antara produsen smartphone dengan penyedia jasa telekomunikasi.

“Survei kami mengungkapkan bahwa saat ini banyak orang Indonesia tidak puas dengan smartphone mereka, yang berarti bahwa ekspektasi pembeli terhadap smartphone semakin meningkat. Oleh karena itu, smartphone brands, telco brands, dan retail perlu berkolaborasi untuk menghasilkan solusi kreatif sehingga menarik lebih banyak pembeli,” kata Yudistira.

Dia juga menyarankan bahwa produsen peralatan asli (OEM) perlu melakukan beberapa hal untuk meningkatkan pengalaman pengguna di situs mereka, seperti menambahkan fitur perbandingan produk, ulasan para ahli dan konsumen, dan meningkatkan loading time. Hal ini perlu dilakukan mengingat menurut penelitian, situs OEM menempati urutan ke-7 dalam hal kepentingan bagi pembeli, sementara situs perbandingan berada di urutan pertama.

Adapun survei ini dilakukan pada November sampai Desember 2018 terhadap 1.730 responden berusia 18 sampai 35 tahun. Responden yang diambil adalah mereka yang baru membeli ponsel selama 3 bulan terakhir.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved