Strategy Trends zkumparan

Langkah Astra Menyongsong Revolusi Industri 4.0

Aloysis Budi, Chief of Corporate Human Capital Development Astra

Revolusi Industri 4.0 semakin nyata terpampang di dunia kerja. Tidak hanya berpengaruh pada digitalisasi yang masih ekspansif, tapi juga memengaruhi revolusi produk perusahaan. McKinsey memetakan disrupsi teknologi menjadi 12 jenis. Beberapa di antaranya yaitu IoT, Cloud Technology, Advanced Robotics, Advanced Materials, hingga 3D Printing.

Hal ini disoroti pula oleh Aloysis Budi, Chief of Corporate Human Capital Development Astra. Dalam paparannya saat gelaran penghargaan Indonesia Best Companies in Creating Leaders from Within Award 2019, Aloysius menyebut adanya era digitalisasi harus diantisipasi oleh HR perusahaan. “Saat ini, sikap negara dan korporasi untuk terhadap paparan digitalisasi harus fundamental,” ujarnya.

Efeknya revolusi industri 4.0 berpengaruh pada pergeseran pekerjaan. Perusahaan harus kembali memetakan job desc dan mendorong karyawan meningkatkan skill agar tidak tergantikan oleh digitalisasi dan automatisasi. Aloysius juga menyebutkan skill yang paling penting dikuasai adalah STEAM, yaitu Science, Technology, Arts, dan Mathematics.

Melansir data World Economic Forum di tahun 2016 ditemukan adanya akibat dari revolusi industri 4.0, yakni kemunculan Future of Work. Yang menarik adalah riset terakhir WEF dan Boston Consulting menyatakan cara negara atau korporasi beradaptasi terhadap Future of Work yaitu seberapa adaptif pada teknologi dan seberapa cepat talent movement.

Astra yang per Juni 2019 tercatat memiliki 7 sektor bisnis, 232 perusahaan, dan 225 ribu karyawan, telah mempersiapkan diri dalam menyongsong revolusi industri sejak lima tahun belakangan. Pada 2014, Astra melakukan studi yang dimulai dari adanya transformasi internet dari Business Enabler menjadi Business Driven. Tahun 2016 adalah langkah fundamental Astra dalam menyeimbangkan hadirnya revolusi industri 4.0 dalam tatanan kerja perusahaan.

Pada 2017, Astra mengakselerasi inisiatif digitalnya terutama dalam merespons VUCA. Aloysius pun membentuk tim untuk menganalisa karakteristik digitalisasi. Hingga pada 2019, Astra mematok digitalisasi sebagai tonggak arah bisnis di masa depan.

SDM pun tidak lantas dilupakan. Dalam digitalisasi ini, salah satu hal fundamental di Astra adalah 8 Astra Leadership Competency yang telah disesuaikan dengan key of behaviour-nya sesuai karakteristik Future of Work. Kompetensi tersebut yakni Vision & Business Sense, Customer Focus, Planning & Driving Action, Analysis & Judgment, Teamwork, Leading & Motivating, Interpersonal Skill, dan Drive & Courage.

“Astra Leadership Competence adalah core pada proses rekrutmen, people mapping, hingga development. Dengan demikian kami berharap ke depannya dapat merekrut SDM sesuai konteks Future of Work,” kata Aloysius.

Aloysius juga mengungkapkan pentingnya kolaborasi antar institusi dalam menghadapi terpaan VUCA. Sejauh ini, Astra telah berkolaborasi dengan Nvidia sebagai fasilitator AI, UMN sebagai partner media analytics, UGM dalam pengembangan AI, dan IPB untuk membantu market research.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved