Trends

Langkah Dasar Menghindari Risiko Investasi

Oleh Editor
Langkah Dasar Menghindari Risiko Investasi
Foto: Istimewa (ilustrasi)

Berinvestasi tentu bukan hanya memikirkan berapa jumlah kenaikan atau untungnya, tapi juga juga risikonya. Apabila kita sudah tahu risikonya besar, mengapa kita harus gambling di dalamnya. Pengetahuan kita tentang besar atau kecilnya risiko pada saat sebelum berinvestasi, menjadi salah satu penentu resolusi keuangan.

Rizqi Syam, CFP®, memberikan pendapat, “Terkadang orang itu berinventasi karena ingin kaya dalam semalam. Itu adalah hal yang salah. Padahal kita berinvestasi untuk mempercepat kita mencapai tujuan keuangan.”

Menentukan jangka waktu dalam berinvestasi akan mengetahui besar atau kecilnya risiko. Misalnya, jika kita memiliki tujuan keuangan dalam jangka 5 tahun, kita bisa mengambil produk yang berisiko, Sementara, jika tujuan investasinya jangka pendek (kurang dari satu tahun), memilih produk investasi yang berisiko tinggi sangatlah berbahaya.

Adapun step investasi yang dibagikan Rizqi Syam, selaku Perencana Keuangan Finansialku.com, pertama, riset. Kedua, hitung. Ketiga, Proteksi. Kemudian investasi. Dari investasi kita pilih produknya, perhatikan berapa pertumbuhan asetnya, jangka tujuan berinvestasi, lalu hitung kenaikannya seperti apa.

“Setiap kemungkinan sekecil apapun harus diperhatikan. Mulai dari usia, kalau usia tua, harusnya lebih konservatif. Single atau berkeluarga. Keluarga sudah pasti lebih konservatif. Jangka panjang atau jangka pendek. Jangka pendek pasti lebih konservatif, karena tujuan jangka pendek lebih kurang satu tahun, kita hanya mengejar stabilitas keuangan.

Kemudian, berinvestasi berdasarkan plan dengan yang tidak ada plan, jelas beda hasilnya. Kalau punya plan, berinvestasi secara agresif tidak apa-apa, tapi kita sudah tahu risikonya. Mengetahui produk juga harus menjadi perhatian dalam melakukan investasi.

Tahapan dasar yang paling penting sebelum berinvestasi adalah mengetahui produk yang dibeli untuk tidak terjebak dari awal sebelum datangnya risiko investasi. Untuk memulai, kita bisa mencoba untuk mempelajari produk investasi dengan risiko paling kecil terlebih dahulu, yaitu tabungan dan deposito, lalu obligasi, kemudian reksa dana, lalu saham. (Thika Widi Butar Butar)

Artikel ini diproduksi oleh tim finansialku.com untuk swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved