Trends

Luncurkan BNPL untuk B2B, Paper.id Bantu UMKM Bertahan dan Naik Level

Luncurkan BNPL untuk B2B, Paper.id Bantu UMKM Bertahan dan Naik Level
Dari kiri ke kanan: Jeremy Limman (CEO & Co-Founder), Yosia Sugialam (CTO & Co-Founder) dan Anthony Huang (COO) Paper.id

Perusahaan startup invoicing B2B, Paper.id, mengumumkan peluncuran produk Buy Now, Pay Later (BNPL) yang ditujukan untuk usaha kecil dan menengah melalui fitur baru bernama Get Paid Faster. Fitur-fitur ini diharapkan dapat menjadi solusi pendanaan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh lebih dari 200.000 UMKM di Indonesia.

Paper.id yang sejak awal tahun telah memproses invoice senilai US$ 640 juta ini berharap membantu mengatasi masalah utama UMKM selama pandemi COVID-19 yang harus membatasi kegiatan bisnis mereka dan kesulitan dalam memenuhi permintaan konsumen tanpa sumber pendanaan bisnis.

Menurut riset Atradius, proses pembayaran ke supplier melambat sebesar 32%, menjadi 75 hari lamanya jika dibandingkan sebelum pandemi. Hal ini membuat arus kas bisnis menjadi terganggu dan menyebabkan satu hingga dua bisnis ritel harus gulung tikar setiap harinya di Indonesia.

Untuk mengatasi hal tersebut, Paper.id menggandeng investor strategis, Buana Sejahtera Group sebuah grup perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, logistik, dan perhotelan guna memperluas kapabilitas Paper.id dalam pendanaan bisnis dan penetrasi ke dalam supply chain konvensional.

Simon Pratama, Direktur Buana Sejahtera Group, mengatakan telah berinvestasi pada sejumlah perusahaan, terutama perusahaan fintech dan payment di Indonesia. “Paper.id dengan berbagai keunggulan unik yang dimiliki, seperti invoicing, payment dan pendanaan bergerak sebagai startup yang bukan hanya membantu proses digitalisasi dan pendanaan dalam ekosistem kami, tapi juga membantu para pelaku usaha lainnya di supply chain lain di seluruh Indonesia”.

Menurut CTO dan Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam, kebanyakan UMKM dalam B2B hanya memiliki sedikit opsi untuk membayar supplier mereka, yakni dengan metode cash atau transfer bank saja. “Kami memberikan lebih banyak opsi lewat produk BNPL dan pembayaran digital, seperti kartu kredit, terlepas apakah supplier mereka menyediakan metode pembayaran tersebut. Kabar baiknya, fitur-fitur tersebut akan dihadirkan bagi semua pengguna Paper.id,” ujar Yosia. Sejak diluncurkan, Paper.id telah memvalidasi lebih dari 3000 invoice untuk produk BNPL.

CEO dan Co-Founder Paper.id, Jeremy Limman menyatakan kondisi pandemi saat ini memberikan kesempatan untuk turut serta membantu menstabilkan keadaan UMKM dalam berbisnis sekaligus memberikan opsi lebih banyak untuk mengatasi masalah arus kas, baik secara finansial maupun operasional. “Kedua solusi ini telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. ”Momentum ini tidak hanya mengubah beberapa supply chain dari berbagai segmen, tapi juga memberdayakan banyak supplier dan buyer dengan opsi pembayaran dan pendanaan usaha yang mereka butuhkan.” Paper.id telah menyalurkan pendanaan berbasis rantai pasok lebih dari US$ 10 juta dan mengklaim bahwa tingkat pembayaran digital naik 3 kali lipat sejak peluncuran kedua produk tersebut.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved