Management Trends zkumparan

Mafindo dan Google Edukasi 10 Ribu Masyarakat Anti Hoaks

Mafindo dan Google Edukasi 10 Ribu Masyarakat Anti Hoaks
Kolaborasi Mafindo, Google, dan Hong Kong University untuk gerakan Stop Hoaks Indonesia

Ajang Pemilu 2019 sempat memacu polarisasi yang ada di masyarakat akibat perbedaan pilihan. Momen ini jadi ladang untuk hoax tumbuh subur di Indonesia. Masyarakat Anti Fitnah (Mafindo) mencatat ada rata-rata 100 hoaks per bulannya tahun ini, mayoritas bertemakan politik.

Septiaji Nugroho, Ketua Mafindo, mengatakan, pihaknya bersama Google.org, Hong Kong University, dan Love Frankie akan menggarap program bertajuk Stop Hoax Indonesia. Tujuannya adalah meminimalisir dampak dari berita bohong.

Anak muda dan ibu-ibu adalah yang disasar dalam program ini. Pasalnya, ibu-ibu dinggap banyak menjadi fasilitator hoaks, sementara anak muda bersikap pasif terhadap keberadaan hoaks. “Inovasi dalam program ini adalah membuat serial video Keluarga Anti Hoax dengan Konsep action superhero. Ada figur Papa, Mama Anti, Fina, dan Doni yang akan beraksi melawan kekuatan penyebar hoaks,” ujar Septiaji.

Gerakan ini rencananya akan berjalan di 17 kota dalam bentuk workshop. Targetnya, ungkap Septiaji, adalah 10 ribu masyarakat. “Skema program ini awalnya kami tentukan target audience yang kami fokuskan. Kami bangun konten relevan untuk target audience itu, kemudian kami produksi konten untuk kami latih kepada fasilitator. Siapapun boleh jadi fasilitator,” tuturnya.

Dari segi pembiayaan, program Mafindo ini didukung oleh lembaga filantropi Google.org dengan dana sebesar US$ 189 ribu atau sekitar Rp 2 miliar. “Kami juga telah mendukung sejumlah inisiatif jurnalisme lainnya untuk melawan hoaks seperti Cekfakta.com dan Trusted Media Summit, dan sekarang kami harap bisa semakin memberdayakan audiens yang bukan dari kalangan jurnalis,” kata Ryan Rahardjo, Public Policy and Government Affairs Manager Google Indonesia.

Menurut Masato Kajimoto, Asisten Dosen Journalism & Media Studies Centre, Hongkong University bahwa memusnahkan hoaks itu mustahil karena berbohong adalah insting manusia dan bentuk kebebasan berbicara. Kendati begitu, gerakan seperti ini dapat meminimalisir dampak dari berita bohong tersebut.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved