Management Strategy

2015, Bank Mandiri Mulai Menerapkan Strategi Transformasi Ketiga

2015, Bank Mandiri Mulai Menerapkan Strategi Transformasi Ketiga

OGI

Di bawah naungan BUMN, Bank Mandiri Tbk mampu menembus ranking kedua segmentasi mikro di Indonesia. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari peran sumber daya manusia dan teknologi yang semakin berkembang. Bagaimana Bank Mandiri membuat terobosan? Berikut petikan wawancara reporter SWA Online dengan Ogi Prastomiyono, Managing Director Compliance & Human Capital Bank Mandiri Tbk.

Bagaimana perjalanan transformasi Bank Mandiri Tbk?

Mandiri berdiri pada tahun 1998, yang merupakan hasil penggabungan empat bank pemerintah yaitu Bank Pembangunan Indonesia, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Dagang Negara. Namun pada tahun 2005, Mandiri mengalami penurunan performance akibat ketidaksiapan terhadap perubahan. Akibatnya, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) naik hingga 15%, dan citra yang buruk di mata masyarakat.

Citra tersebut tentu menjadi pembelajaran penting bagi Bank Mandiri untuk dapat memfokuskan strategi pembelajaraan di masa depan. Bank Mandiri memahami, bahwa untuk menjadi institusi perbankan terdepan diperlukan strategi dari visi yang matang dan didukung oleh infrastruktur teknologi informasi, sumber daya manusia, produk dan jasa yang inovatif, serta organisasi yang dinamis.

Dalam perjalanan tranformasinya, Bank Mandiri terus melakukan pembelajaran di berbagai aspek tersebut. Di teknologi informasi, pembangunan dilakukan berdasarkan sistem baru yang berbasis teknologi. Dari sisi human capital, strategi pengelolaan human capital terus disempurnakan dari waktu ke waktu untuk bisa menghadapi tantangan.

Sejalan dari itu, perkembangan produk dan layanan Bank Mandiri juga terus mengikuti keinginan nasabah di era globalisasi dan penggunaan mobile phone bertumbuh dengan cepat. Satu persen masyarakat di Indonesia belum tersentuh layanan perbankan. Belajar dari kondisi tersebut, Bank Mandiri terus berinovasi menciptakan produk-produk perbankan berbasis teknologi informasi, dan tentunya memperluas akses perbankan. Bagaimana aset dan program yang telah dilakukan oleh Bank Mandiri Tbk?

Bank Mandiri memiliki lebih dari 34 ribu pegawai. Itu belum termasuk pegawai tenaga daya outsourching yang jumlahnya 30ribu. Total ada 64 ribu pegawai. Memiliki lebih dari 2.000 kantor cabang, 7 di antaranya kantor cabang diluar negeri, dan lebih dari 3.000 ATM. Kami juga memiliki program-program, diantaranya pembelajaran dari usaha mikro dan program kesehatan setelah pensiun .

Bagaimana target Bank Mandiri Tbk selanjutnya?

Kami ingin melakukan lebih banyak perubahan-perubahan. Karyawan Mandiri menyebut dirinys Mandiriers. Beruntungnya, Mandiriers sudah terbiasa dengan perubahan-perubahan yang berasal dari profesional.

Sekilas mengenai transformasi, kami menyampaikan, tahun 2005 merupakan titik balik Mandiri untuk bisa bertransformasi dari organisasi dan belajar dari masa lalu.

Bank Mandiri menerapkan strategi transformasi ketiga yang akan dimulai pada tahun 2015. Mandiri memiliki visi, di tahun 2020 menjadi salah satu bank yg naik kelas. Bukan hanya bank yang terbesar di Indonesia tapi juga salah satu bank terbaik di Asia.

Perjalanan Bank Mandiri akan menjadi public company. Bank Mandiri belajar dari proses transformasi yang pertama dan kedua. Beberapa hal pembelajaran terkait Bank Mandiri dari segi bisnis mempunyai suatu strategi bagaimana ia berkembang tidak hanya dari industri perbankan, tapi juga industri jasa keuangan. Setiap kegiatan harus mengalami satu perbaikan secara terus menerus. Pembelajaran di bidang sumber daya manusia, mengalami suatu transformasi perbaikan dari waktu ke waktu. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved