Management

2017, Menteri Arief Fokus Go Digital

2017, Menteri Arief Fokus Go Digital

Pemerintah berambisi mendatangkan 15 juta wisatawan mancanegara pada tahun ini. Sementara, angka pergerakan wisatawan nusantara diprediksi tak kurang dari 265 juta. Bagaimana caranya? “Kami punya 3 program prioritas, yakni digital tourism, homestay (pondok wisata), dan konektivitas udara,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

Menurut dia, program pertama yakni go digital sudah tak bisa ditawar-tawar lagi. Mulai dengan meluncurkan Indonesia Tourism Exchange yaitu platform digital marketplace dalam ekosistem pariwisata, yang mempertemukan buyer dengan seller. Nantinya, semua agen perjalanan, pelaku akomodasi, dan atraksi dikumpulkan untuk dapat bertransaksi. “Kami berharap triwulan II-2017 sudah operasional 100% dan semua industri pariwisata sudah go digital,” kata dia.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya

Dia menjelaskan, Kemenpar juga akan memperkuat aspek digital dengan meluncurkan War Room M-17 di Gedung Sapta Pesona. Di sinilah ada 16 LED layar sentuh untuk memantau 4 aktivitas utama, yakni pergerakan angka pemasaran mancanegara dan nusantara, tampilan big data berisi keluhan, kritik, saran, dan semua testimoni positif maupun negatif. “Di pusat intelejen ini menampilkan pergerakan wisman dan wisnus secara real time update termasuk data strategi untuk menghadapi kompetitor,” kata dia.

Pada tahun ini, pemerintah menargetkan pembangunan 10 destinasi prioritas yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok, NTB), Labuan Bajo (Flores, NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku).

Untuk mendukung program ini, lanjut dia, Pemerintah menargetkan pembangunan 20 ribu homestay pada 2017. Setahun berikutnya, jumlahnya naik menjadi 30 ribu, dan tahun 2019 mencapai 50 ribu unit. Pada triwulan I-2017, pemerintah tengah ngebut membangun 1.000 homestay di 10 destinasi wisata prioritas, seperti Mandalika dan Borobudur.

“Kami juga fokus di pembangunan konektivitas udara, karena 75% kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan transportasi udara. Tersedianya seat capacity yang cukup adalah kunci untuk mencapai target kunjungan wisman,” kata dia.

Saat ini, ketersediaan seat capacity sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan Indonesia dan asing hanya cukup untuk memenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016. Target 2017 sebesar 15 juta wisman membutuhkan tambahan 4 juta seat.

“Pemerintah menargetkan sektor pariwisata menyumbang 13% terhadap PDB nasional dengan devisa yang dihasilkan mencapai Rp 200 triliun dan membuka 12 juta lapangan kerja,” ujarnya. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved