Management Strategy

AAJI Targetkan 420 Ribu Agen di Akhir 2013

AAJI Targetkan 420 Ribu Agen di Akhir 2013

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) berencana kembali me-review penurunan harga sertifikasi keagenan yang sebelumnya dilakukan pada akhir kuartal pertama tahun 2013 ini. Pasalnya, penurunan tarif tersebut telah berhasil meningkatkan pertumbuhan jumlah agen hingga 25%.

“Harga sertifikasi mudah-mudahan bisa di-review lagi. Semoga nantinya jadi daya tarik untuk agen karena harga murah, cara terjangkau, dan prosesnya cepat,” ujar Direktur Eksekutif AAJI, Benny Waworuntu.

Hingga 31 Desember 2012, jumlah agen berlisensi dan aktif memasarkan produk asuransi mencapai 355.045 agen. Dengan adanya penurunan tarif ujian sertifikasi agen mencapai 35 – 36%, dari sekitar biaya Rp 325 ribu menjadi Rp 225 ribu per agen, sesuai kriteria lisensi yang diuji, AAJI mencatat ada pertumbuhan jumlah agen berlisensi secara signifikan hingga 25%.

Dengan sosialisasi dan juga penurunan tarif sertifikasi, Benny optimistis di akhir tahun nanti jumlah agen berlisensi bisa melampaui angka 400 ribu agen. “Akhir 2013 bisa di angka 410 ribu – 420 ribu agen,” ujarnya. Adapun di akhir 2014 nanti, AAJI telah mematok target agen berlisensi mencapai 500 ribu agen.

Untuk mencapai target tersebut, sosialisasi profesi agen terus dilakukan. Selain melalui ajang Top Agen Award, AAJI juga menggelar sosialisasi dan edukasi melalui pergelaran Insurance Day dan program Asurance Goes to Campus. “Kita juga aktif bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) melakukan edukasi melalui seminar mengenai literasi keuangan,” tukas Benny.

Sementara itu, Ketua AAJI, Hendrisman Rahim, mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan asuransi jiwa dari sisi premi, rata-rata tumbuh di kisaran 20 – 30%. Bahkan ada perusahaan asuransi jiwa yang mecatat pertumbuhan hingga 40%.

“Tidak banyak industri yang tumbuh sebesar itu. Jadi industri asuransi ini sudah berkembang dan terus berkembang dan akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Jadi sudah menjanjikan jadi salah satu pilar perekonomian,” jelas dia.

Hendrisman mengakui bahwa, menjual produk asuransi jiwa tidaklah mudah, maka peranan agen sangat penting. “Kalau seorang sudah menjadi agen, dia akan mampu jual produk apapun,” ujarnya.

Wiliam Kuan, Ketua Bidang Kanal & Distribusi AAJI, menegaskan, pertumbuhan asuransi jiwa di Indonesia sangat baik dan sehat. “Kami percaya Indonesia punya potensi pasar untuk asuransi jiwa yang sangat besar. Kami juga percaya untuk menumbuhkan agen,” tandas Wiliam.

Benny menambahkan, penetrasi industri asuransi jiwa terhadap PDB (produk dometik bruto) saat ini masih berada di level 2 persen. Sementara terhadap total populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta jiwa, baru sekitar 4 persen. “Hingga akhir 2012, total aset asuransi jiwa sebesar Rp300 triliun, dengan pendapatan premi sebesar Rp102 triliun,” kata Benny. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved