Management

ADB Setujui Pinjaman U$500 Juta Bagi Pemulihan Pasca Bencana

sian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman bantuan darurat senilai US$500 juta untuk membantu Pemerintah Indonesia membangun kembali Lombok dan Sulawesi Tengah setelah bencana alam yang merenggut jiwa ribuan orang dan menghancurkan infrastruktur, harta benda, dan mata pencaharian.

Pinjaman ini akan menyediakan pendanaan secepat mungkin bagi rencana aksi pemulihan dan rehabilitasi pemerintah yang diarahkan pada kebutuhan penting seperti tempat tinggal sementara, perlindungan sosial dan pelayanan sosial, serta pemulihan ekonomi melalui bantuan dana, skema perkreditan, dan program-program peningkatan keahlian.

“Paket bantuan komprehensif dari ADB akan menyediakan dukungan pembiayaan yang cepat dan fleksibel bagi pemerintah agar dapat memitigasi dampak buruk akibat bencana alam ini,” kata Sona Shrestha, Direktur ADB untuk Divisi Manajemen Publik, Sektor Finansial dan Perdagangan Asia Tenggara. Modalitas pinjaman yang disalurkan dengan cepat akan memastikan bahwa pemulihan pasca-bencana dan pembiayaan rehabilitasi dapat dipenuhi tanpa mengganggu pengeluaran pembangunan ekonomi dan sosial yang lain dalam anggaran negara.

Pinjaman tersebut, yang dinamai Bantuan Darurat untuk Pemulihan dan Rehabilitasi dari Bencana yang Baru Terjadi (Emergency Assistance for Recovery and Rehabilitation from Recent Disasters), adalah bagian dari tanggapan ADB terhadap dua bencana alam yang melanda Indonesia, yaitu gempa bumi berskala 7,0 di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada bulan Agustus, serta gempa bumi berskala 7,4 dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah, pada bulan September.

Bencana ini menelan lebih dari 2.600 korban jiwa, melukai sekitar 18.000 orang, dan menyebabkan lebih dari setengah juta orang hidup dalam pengungsian. Perumahan dan infrastruktur publik mengalami kerusakan yang parah. Bencana alam Sulawesi Tengah khususnya teramat parah karena gempa bumi memicu tanah longsor, tsunami, dan fenomena likuefaksi yang menyebabkan tanah padat kehilangan stabilitasnya. Kajian awal mengindikasikan kerugian sebesar US$2,2 miliar di provinsi terdampak

Selain menimbulkan korban jiwa dan kehancuran harta benda, bencana tersebut akan berimbas besar pada kehidupan masyarakat yang terdampak. “Pertumbuhan kedua provinsi diperkirakan akan turun hingga separuh, lapangan pekerjaan akan menyusut, dan kemiskinan akan melonjak,” ungkap Robert Boothe, spesialis manajemen publik ADB. “Dukungan ADB akan membantu pemerintah memitigasi berbagai dampak tersebut, khususnya yang berimbas pada kaun perempuan, lanjut usia, dan kelompok rentan.”

Pinjaman ini merupakan bagian dari serangkaian upaya tanggap bencana ADB. Pada bulan Oktober, ADB menyetujui hibah darurat senilai US$3 juta yang berasal dari Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik (Asia Pacific Disaster Response Fund) guna mendukung upaya pemerintah untuk memberi bantuan segera di Sulawesi Tengah.

ADB juga membantu pemerintah dengan bantuan teknis untuk kajian kebutuhan pasca-bencana dan perencanaan rekonstruksi. ADB juga sedang menyiapkan pinjaman proyek bantuan darurat senilai $500 juta untuk mendukung rekonstruksi dan relokasi infrastruktur kritis dalam jangka menengah. Terakhir, ADB dan pemerintah sedang menyiapkan bantuan teknis untuk membangun kapasitas untuk menguatkan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keuangan dari rencana rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut.

ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sambil melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 67 anggota—48 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik. Pada 2017, operasi ADB mencapai US$32,2 miliar, termasuk US$11,9 miliar dalam bentuk pembiayaan bersama (cofinancing).

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved