Management Strategy

ADHI Tunggu Terobosan Pemerintah Bangun Infrastruktur

ADHI Tunggu Terobosan Pemerintah Bangun Infrastruktur

Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah berkomitmen untuk menggenjot pembangunan infrastruktur. Harapannya, dampak pembangunan akan lebih merata. Selama ini, masyarakat di kawasan Timur kurang bisa merasakan dampak pembangunan ekonomi di Tanah Air. Pemerintah akan meningkatkan alokasi dana di APBN untuk mengejar ketertinggalan di sektor infrastruktur dibanding beberapa negara tetangga.

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan pos belanja infrastruktur yang dianggarkan dalam APBN Perubahan 2015 mengalami kenaikan Rp100 triliun dari yang dialokasikan dalam APBN 2015 yang hanya Rp191 triliun. Itu adalah belanja infrastruktur terbesar selama kurun lima tahun terakhir. Pada tahun lalu, belanja infrastruktur mencapai Rp177,9 triliun, naik dari tahun 2013 yang hanya Rp155 triliun. “Terobosan pemerintahan baru dalam meningkatkan anggaran infrastruktur akan mendorong bisnis ADHI,” kata Kiswodarmawan, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Pada tahun ini, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp15,2 triliun. Lini bisnis jasa konstruksi diharapkan menyumbang Rp12,5 triliun, paling besar diantara lini bisnis lainnya seperti EPC, properti, real estate, dan investasi infrastruktur. Selain pertumbuhan dari bisnis konstruksi dan EPC yang ditargetkan meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur di Tanah Air, ADHI juga gencar mengembangkan bisnis lewat investasi infrastruktur. “Antara lain bisnis penyediaan listrik yang telah dibuktikan dengan suksesnya ADHI menyelesaikan PLTU Lampung 2×100 MW maupun bisnis transportasi,” ujarnya.

Kiswodarmawan, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Kiswodarmawan, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Untuk mendukung ekspansi bisnis, perseroan merencanakan belanja modal sebesar Rp824,7 miliar. Penggunaannya untuk investasi pengembangan bisnis properti realti hotel sebesar Rp566,1 miliar, penyertaan proyek investasi (Rp202,8 miliar), dan pembelian aset tetap sebesar Rp68,3 miliar. “Tahun 2015, perseroan menargetkan laba sebesar Rp440,1 miliar,” katanya.

Sepanjang tahun 2014, ADHI membukukan laba bersih Rp324,07 miliar atau turun 20,46 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp405,97 miliar. Turunnya pendapatan menjadi pemicu penurunan laba emiten BUMN konstruksi tersebut. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/12), pendapatan perseroan per Desember 2014 tercatat sebesar Rp 8,65 triliun, atau turun 11,69 persen dari tahun 2013 sebesar Rp 9,79 triliun.

Penurunan laba bersih dipicu turunnya kontrak baru yang diperoleh perseroan tahun lalu yakni Rp9,2 triliun, lebih rendah dari target yang sebesar Rp10,5 triliun. Total aset Adhi Karya mencapai Rp10,45 triliun, bertambah dari sebelumnya Rp9,72 triliun. Sedangkan utang (lialibiltas) meningkat menjadi Rp8,7 triliun dari sebelumnya Rp8,1 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp1,7 triliun dari sebelumnya Rp1,5 triliun.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved