Management Strategy

Manulife, Nasabah Mudah Beli Premi Kami

Manulife, Nasabah Mudah Beli Premi Kami

Pada saat krisis 1998 lalu, Manulife Indonesia meluncurkan produk reksadana. “Saat itu kami dibilang gila karena mengeluarkan produk semacam itu di tengah krisis, tapi kami yakin dan upaya kami adalah melakukan edukasi kepada masyarakat,” tutur Nelly Husnayati, Vice President Director PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Tidak puas dengan satu produk, di tahun yang sama, perusahaan asuransi ini mengelurkan produk unit link.

Chris Bendl President Director & CEO Manulife Indonesia dan Nelly Husnayati, Vice President Manulife Indonesia

Chris Bendl, Predir & CEO Manulife Indonesia dan Nelly Husnayati, Vice President Manulife Indonesia

“Pada saat krisis itu, dollar AS naik, banyak orang yang tidak mampu bayar premi dan bisnis banyak yang pailit dan likuidasi, hampir 16 bank di likuidasi. Apa yang kami berikan pada nasabah? Bagi yang tidak sanggup membayar premi untuk polis US$, maka kami ganti ke Rupiah. Kedua, bagi yang ingin bayar US$, maka harga US$ tidak sama dengan pasar. Bagi bisnis yang kembang kempis, mereka boleh meminjam sampai 90 persen nilai polis. Padahal dulu loan hanya boleh sampai 80 persen,” ungkap perempuan lulusan Universitas Sumatera Utara ini.

Bantuan yang diberikan oleh Manulife, membuat nasabahnya kembali membeli premi saat kondisi berangsur normal. Manulife pun ingin memberi kemudahan kepada nasabahnya sehingga nasabah semakin loyal terhadap perusahaan.

Untuk semakin meningkatkan premi, Manulife memiliki strategi yaitu melakukan perekrutan agen secara kontinyu, meningkatkan aktivitas dari para agen agar mereka dapat meningkatkan produktivitas dan menjual polis yang lebih banyak dalam sebulan sehingga premi yang masuk juga akan meningkat. Juga, melakukan edukasi kepada masyarakat bagaimana pentingnya asuransi, dan meningkatkan citra bahwa asuransi memiliki prospek karir yang baik.

Manulife juga meningkatkan potensi untuk dapat bekerja sama dengan bank-bank untuk pemasaran produk asuransi.

Saat ini Manulife memiliki kerja sama eksklusif dengan Bank Danamon, November 2014 Bank Muamalat, dan DBS pada tahun ini kerja sama yang diikat dengan eksklusifitas sehingga mereka hanya menjual produk Manulife. Ada juga kerja sama bentuk distribusi, mereka boleh punya asuransi lain yang produknya dijual juga di perusahaan mereka.

Strategi Manulife meningkatkan premi terbukti dengan kinerja pencapaian premi tahun 2014 sekitar Rp3,2 triliun. Sedangkan untuk tahun 2015 kuartal II mencapai Rp1,8 triliun. “Target perolehan premi kami hingga akhir tahun 2015 mencapai Rp 3,6 triliun sehingga lebih tinggi dari tahun lalu,” ujarnya.

Ke depan, manajemen Manulife optimistis akan prospek bisnisnya. Indikasinya,pada kuartal II 2015 pertumbuhan premi mencapai sekitar 19 – 20 persen.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved