Management

Akhir Desember, 600 Pasar Masuk e-Pasar BRI

Akhir Desember, 600 Pasar Masuk e-Pasar BRI

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan 600 pasar sudah masuk dalam jaringan pasar digital (pasar elektronik/e-pasar) yang dikembangkan perseroan. Saat ini, sebanyak 40 pasar sudah masuk jaringan e-pasar BRI, seperti pasar legendaris Beringharjo di Yogyakarta dan Gede di Solo, Kranggan dan Kramat Jati di Jabodetabek. Pengembangan e-pasar adalah bagian dari upaya BRI untuk ikut serta dalam membangun bisnis teknologi financial (fintech) di Tanah Air.

Sis Apik Wijayanto, Direktur Konsumer BRI

Sis Apik Wijayanto, Direktur Bisnis dan Konsumer BRI

Direktur Bisnis dan Konsumer BRI Sis Apik Wijayanto mengungkapkan, sesuai ketentuan perundangan, industri perbankan nasional hanya dibolehkan berusaha di bidang jasa keuangan, yakni menyalurkan pinjaman dan kerja sama terkait lainnya. Sedangkan untuk mendirikan usaha di bidang perdagangan elektronik (e-commerce).

“Karena ada aturan itu, kami hanya lakukan kerja sama dengan pihak ketiga, seperti pelaku e-commerce. Hasilnya, kami mengembangkan e-pasar untuk wadah payment of selling (POS). Saat ini, sudah ada 40 e-pasar yang sudah kami rangkum di seluruh Indonesia, pedagangnya saat ini sudah 6.000. Kami targetkan 600 pasar sudah masuk jadi pasar digital di akhir Desember,” katanya.

Menurut dia, investasi pengembangan e-pasar tidaklah terlalu banyak karena BRI lebih banyak melakukan skema kerja sama. BRI mengalokasikan dana Rp 70 juta untuk setiap pasar yang masuk e-pasar. BRI sendiri berharap seluruh pasar di Indonesia sudah bisa dirangkum dalam e-pasar BRI pada 2020.

“Ini tidak terlalu banyak menganggu investasi kami. Ini semua kami lakukan sejalan dengan target pemerintah bahwa pada 2020 Indonesia akan menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk industri fintech. Hal itu juga yang menjadi salah satu pendorong kami untuk mengembangkan inovasi digital dalam bisnis perbankan,” kata dia.

Sis Apik menuturkan, e-pasar yang dikembangkan BRI memiliki banyak keunggulan, di antaranya transaksi lebih cepat karena BRI memiliki satelit sendiri. BRI juga sangat paham akan bisnis UKM dan mikro yang memang menjadi keahlian BRI selama ini.

“Dengan keunggulan itu, target Indonesia menjadi pemain digital ekonomi terbesar di Asean akan menjadi lebih mudah. Apalagi, saat ini pengguna internet di Indonesia baru 34%, kami harap ke depannya menjadi 57%. Harapannya pula, akselerasi BRI juga meningkat di pengguna fintech bersama dengan UMKM dan e-commerce,” ujar dia. (Reportase: Rizky C. Septania)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved