Management Strategy

Alfamart Gencar Tawarkan Diskon dan Sistem Bundling

Alfamart Gencar Tawarkan Diskon dan Sistem Bundling

Kelas Menengah di Indonesia terus bertambah. Pasar retail pun membesar seiring daya beli masyarakat yang semakin meningkat. Hasil survei yang dilakukan Nielsen menyebutkan 69 persen masyarakat memilih berbelanja ke minimarket. Kini, para konsumen kelas menengah tidak lagi berbelanja untuk memenuhi kebutuhan. Tapi, juga memburu added value dan sebagai gaya hidup. PT Sumber Alfaria Trijaya punya beragam cara untuk membidik pasar kelas menengah. Pertama adalah differensiasi produk.

“Kami memiliki differensiasi produk, dalam hal jumlah pilihan produk yang lebih bervariasi dibanding kompetitor. Dari segi promosi, kami lebih menyasar kaum muda kelas menengah dengan potongan harga dan sistem bundling,” kata Ryan Alfons Kaloh, Marketing Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.

Dua tahun lalu, lanjut dia, Alfamart menyasar anak-anak dengan memberi merchandise seperti Mouse, Marvels, Hello Kitty, dan lain-lain. Merchandise tersebut baru bisa didapat jika sudah mengumpulkan sejumlah poin. Untuk tahun ini, strategi diubah dengan menyasar core customer yaitu ibu rumah tangga. Awal tahun ini, dimulai dengan food container glass dan sambutannya sungguh diluar ekspetasi. Jumlah yang terjual mencapai jutaan pieces pada bulan pertama.

“Kami juga melakukan promo dengan tema “Senyum Keluarga Indonesia” dengan hadiah berupa Impian Dapur Bunda. Para ibu yang berbelanja dengan nominal tertentu akan mendapatkan struk. Mereka harus mengirim sms mengenai apa impiannya sesuai kode struk-nya. Pemenang mendapat alat-alat dapur seperti kitchen set, kompor gas, dan microwave. Ini tahun kedua penyelenggaraan,” ujarnya.

Ryan Alfons Kaloh, Marketing Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

Ryan Alfons Kaloh, Marketing Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

Ryan menjelaskan, pilar Alfamart adalah memberikan pilihan produk. Sebagai retailer, perseroan berusaha menyediakan kebutuhan konsumen dengan produk yang relevan. Langkah evaluasi dilakukan secara kontinu untuk melihat produk mana yang laku di pasar, yang diminati, dan mana yang harus dieliminasi, karena memang store terbatas tidak seperti supermarket ataupun hypermarket. Alfamart juga mesti jeli melihat format packaging, varian rasa, harga, dan lainnya.

Program lainnya, ada Kartu Aku yang memberikan poin tetapi terbatas dan hanya bisa membelanjakan poin tersebut di Alfamart. Tahun ini, konsepnya adalah membuka koalisi dengan perusahaan Ponta dari Jepang. Ponta ini menghubungkan Alfamart dengan merchant lain seperti Alfamidi, Dandan, Resto, Toko buku, dan lain-lain. Poin yang didapat dari Alfamart dapat digunakan di toko lain yang tergabung, begitupun sebaliknya.

“Kami memiliki sekitar 7 juta member aktif yang melakukan transaksi dengan kartu Alfamart. Mereka mendapat benefit yaitu poin. Sampai saat ini, volume transaksi sekitar 4 juta transaksi perhari,” ujarnya.

Dia menambahkan, Alfamart juga menyediakan payment point untuk 40 layanan mulai dari bayar listrik, bayar air, beli tiket kereta, tiket pesawat, cicilan kendaraan, dan lain-lain. Pasar kelas menengah yang datang tidak hanya sekadar berbelanja, tetapi juga melakukan hal lain misalnya membayar tagihan. Dari segi pemasaran, perseroan menawarkan smart spending, dimana promo dilakukan secara fisik melalui pemberian voucher dan digital melalui e-voucher yang dapat dibelanjakan. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved