Management

Alumindo Makin Agresif di Eropa

Alumindo Makin Agresif di Eropa

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (Alumindo) menghadapi sejumlah tantangan dalam mengarungi samudera bisnis aluminium. Pertama, sekitar 70% saat ini bahan baku Aluminium (ingot) harus diimpor. Kedua, masuknya barang sejenis ke Indonesia dan sampai saat ini tidak ada proteksi sehingga tidak fair.

“Dari dulu, industri aluminium nasional sulit besar, salah satunya karena masuknya barang dari Cina. Kami jadi tidak tahu mana legal dan ilegal, harga di pasar domestik hancur. Kalau kami tak bisa kasih harga murah, konsumen kabur dan kami tidak bisa apa-apa,” ujar dia.

Soefianto Djunedi Tjoe, Direktur Pemasaran Alumindo

Soefianto Djunedi Tjoe, Direktur Pemasaran Alumindo

Dalam lima tahun ke depan, Alumindo berharap kinerja ekspor semakin baik. Mereka tetap menggunakan distributor utama di Amerika Utara karena 80% pasar ekspor Alumindo adalah Amerika.

“Kami juga mau menakar kinerja distributor tanpa ada perang harga di pasar, harga akan diatur sedemikian rupa sehingga distributor tidak bisa banting harga kecuali mereka rugi. Ini untuk pasar Amerika,” kata Soefianto Djunedi Tjoe, Direktur Pemasaran Alumindo.

Kedua, makin agresif masuk ke pasar Eropa, ada kecenderungan orang Eropa lama sekali untuk menerima barang baru. Alumindo sudah berusaha masuk sejak 5 tahun lalu, saat itu ekspor hanya 50 ton dan saat ini 1.000 ton per bulan.

Ketiga, Alumindo kerja sama dengan PT Asuransi Asei Indonesia untuk memberikan proteksi asuransi ekspor bagi konsumen yang tidak bisa memberikan uang muka (DP) dan jaminan (LC). (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved