Management Strategy

Apindo Sebut PHK Sudah Rawan

Oleh Admin
Apindo Sebut PHK Sudah Rawan

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengingatkan pemerintah soal meningkatnya angka pengangguran. Sejak awal tahun hingga 28 September, hampir 725 ribu orang yang mencairkan dana Jaminan Hari Tua (JHT). Dari jumlah tersebut, sejak tanggal 1 hingga 28 September, sebanyak 210 ribu lebih pekerja mencairkan dana JHT.

“Nah, dari 210 ribu itu, ada 27 ribu yang dikategorikan PHK (pemutusan hubungan kerja),” katanya di kantor Presiden, Selasa, 29 September 2015. Terdapat dua kategori pekerja yang mencairkan dana JHT, mengundurkan diri, dan terkena PHK. “Bedanya yang mengundurkan diri adalah perusahaan masih ada tapi pekerjanya keluar. Kalau PHK, perusahaan tidak operasi.”

Haryadi-B-Sukamdani

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani (Foto: jatengonline.com)

Berdasarkan dari data BPJS Ketenagakerjaan tersebut, jumlah pekerja yang mengambil dana JHT dan terkena PHK itu merupakan sinyal negatif. Soalnya, orang yang mencairkan jaminan hari tua terkategorikan sebagai kelompok yang tidak bekerja. Dana JHT di BPJS Ketenagakerjaan yang keluar saat ini mencapai Rp 8,3 triliun.

Tak hanya itu, pencairan klaim dana JHT ini mempunyai rentetan panjang dan berdampak pada sektor perbankan. Alasannya, dana JHT yang didepositokan jika diambil terus akan menimbulkan missmatch di bank. “Ini bisa sangat mengganggu perbankan. Rentetannya banyak, enggak hanya PHK, tapi ke bank.”

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan sejumlah kebijakan dalam deregulasi kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah diharapkan bisa menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja. Namun paket itu tidak bisa instan. Hal ini dikatakannya menjawab masih tingginya jumlah pemutusan hubungan kerja.‎ Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja, jumlah PHK hingga awal September 2015 mencapai 26 ribu orang.

Menurut Darmin, paket tersebut difokuskan untuk merangsang sektor investasi, ekspor, serta properti. Tingginya PHK saat ini, menurut dia, disebabkan perlambatan ekonomi. “Tapi, kan, perlambatannya saat ini sudah makin membaik.”‎

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved