Management

Astrid W.Ibnoe: Posisi Digital Marketing Banyak Diburu Orang

Astrid W.Ibnoe: Posisi Digital Marketing Banyak Diburu Orang

“Sejak sekolah saya sudah tahu apa yang mau dituju, saya melihat dunia PR (public relation) itu penuh tantangan. Harus selalu mengikuti perkembangan, tidak hanya vertikal namun horisontal,” ujar Astrid Warsito Ibnoe, Manajer Social Media Acer Indonesia.

Setelah itu, tahun 2003 ia memutuskan sekolah lagi ke Inggris. Mengambil S2 corporate communication di London, Inggris. Selain kuliah di bidang tersebut, ia juga belajar fashion yang menjadi minatnya. Akhir 2005 ia kembali bekerja di Ogilvy. Namun hanya tiga bulan saja. Lalu ia mendapat tawaran dari senior lama Ogilvy yang bekerja di TNT Indonesia. Tawaran itu ia terima karena menurut Astrid bekerja di TNT mendapat kesempatan mengembangkan diri dalam internal communication. Karena TNT memang sedang mengembangkan human development sangat serius. Astrid melihat ini sebagai tantangan.

Wanita cantik kelahiran 1979 ini, di TNT belajar bagaimana komunikasi antar bagian yang banyak di perusahaan tersebut. “Di TNT itu saya belajar bagaimana mengelola komunikasi internal dengan membuat intranet,” kenangnya. Intranet ini kebijakan TNT Indonesia sendiri. Dengan intranet itu ia mengangkat profil-profil para staf pergudangan, bagian lapangan TNT, sehingga karyawan bagian lain bisa memahami pekerjaan bagian lain. Astrid juga membantu banyak kegiatan CSR melalui Walk for Hunger dengan WHO.

Tahun 2008 ia ditarik oleh Helmy Anam yang memintanya bergabung dengan Acer Indonesia. Helmy kebetulan mendapati profil kandidat anak buahnya ini melalui jaringan Facebook. Astrid dinilai bisa membantunya membangun digital marketing yang sedang dibangunnya di Acer. “Saya bersyukur bertemu dengan mbak Helmy, beliau juga pernah di Ogilvy,” tuturnya. Waktu itu sudah mulai ada shifting ke arah PR 2.0. (Public relation 2.0). Ia belajar bagaimana Ford melakukan PR 2.0. Lalu mulai pelan-pelan menerapkannya di Acer. Dengan menyerap banyak ilmu dari pakarnya langsung seperti Mr. Ong Hock Chuan (Pendiri Maverick PR) dan Ndoro Kakung (bloger yang nama aslinya Wicaksono, sebelumnya wartawan Majalah Tempo).

Astrid ikut berbagai seminar, salah satunya yang diadakan Maverick tentang corporate PR 2.0. Note book saat itu masih premium, pengetahuan tentang hal ini juga masih rendah. “Maka mulailah kami membuat strategi bagaimana membuat komunikasi tentang produk lebih human,” tuturnya. Sesuai dengan isi seminar PR 2.0 itu yang mendorong agar komunikasi dengan customer mestinya bisa lebih human.

Lalu dibuatlah blog Acer, ia merasakan bagaimana meyakinkan manajermen yang tidak yakin akan strategi ini. “Tahun 2010 dibuatlah blog Acer Indonesia,” katanya. Sekarang manajeren sudah merasakan dan teryakini akan strategi ini. Dibuktikan dengan posisi Ace selama ini. Apalagi tahun 2009 social media mulai naik dari Facebook hingga Twitter. Blog Acer ini pendekatannya ke kehumasan dan edukasi konsumen. Jadi seperti ngobrol dengan bahasa sehari-hari. Yang ter-link dengan social media itu. Kekuatannya pada bagaimana membangun engagement dengan konsumen. Tahun 2008-2009 tim markom Acer saat itu masih kecil.

Astrid saat itu benar-benar belajar bagaimana membangun digital marketing dari nol di Acer. Ia beruntung manajemen mendukung. Hingga mendapat banyak penghargaan. Posisi Astrid saat itu PR specialist. Sekarang posisinya adalah Digital Communication and Community Manager. Ini merupakan posisi dan departemen baru di Acer, sebelumnya tidak ada.

“Saya pikir tantangannya proses meyakinkan manajemen, trial and error dalam digital marketing ini bisa sampai satu tahun. Apalagi dunia digital ini makhluk baru, kami harus banyak brain storm, study kasus dari luar,” katanya. Hal ini semua mereka buat dari nol. Menurutnya semua itu didapat dengan tumbuh bersamai dari para tim Acer.

Sekarang dengan posisi yang diterimanya sejak tahun lalu itu, Astrid menerima tanggung jawab bagaimana terus membangun engagement dengan pelanggan. Mengelola dokter Acer yang khusus menangani pertanyaan dan keluhan pelanggan melalui banyak channel seperti blog, social media, web dan sebagainya. “Dari waktu ke waktu kami harus lihat benar bagaimana workflow itu berjalan dengan baik atau tidak, ada daily report, bagaimana menghadapi black campaign, itu real time kami jawab,” ujarnya.

Ke depan ia ingin lebih mengembangkan lagi, apalagi menghadapi akan ada prediksi akan booming e-commerce. Ini pihaknya sudah harus menyiapkan juga sejak sekarang. Wanita asli Surabaya ini mengatakan bahwa posisinya ini membuatnya bekerja 7 hari seminggu, 24 jam sehari. Karena pertanyaan di twitter, blog dan facebook menurutnya tidak kenal waktu. “Saya bisa terbangun jam 2 pagi untuk menangani ini,” ujarnya. Untuk memastikan jika ada keluahan atau pertanyaan itu lari (dijawab) oleh siapa. Menurutnya per bulan mereka mendapat pertanyaan 5000 banyaknya melalui channel social media. Itu semua dijawab rata tiap pertanyaan maksimal 20 menit. Tiap hari ada benchmark, tidak boleh menurun setiap prestasi itu.

Tentang target karir, Astrid justru tertawa kala ditanyakan hal ini. “Saya bekerja karena passion, saya percaya jika bekerja dengan hati, saya akan delivered the best,” katanya. Setelah ia merasa milestone dan target tercapai barulah ia bergerak ke tempat lain. Hingga sampai ini, ia masih merasa masih ada PR (pekerjaan rumah) yang harus ia capai. “Saya selalu open ke industri lain, saya ingin ke industri consumer goods,” ujarnya.

Ia mengakui posisinya ini sangat dicari orang. Karena digital marketing sedang berkembang. Ia pun merasakan anak buah yang memiliki kemampuan baik di digital marketing. “Ini industri baru, belum banyak yang tahu tentang ini,” ujarnya. Astrid sangat jatuh cinta dengan dunia IT, maka itu ia memandang, PR itu bukan urusan media saja, bukan yang PR traditional. “PR itu suatu bentukan yang sangat cair,” ujarnya.

Apakah fasilitas dan salary yang diterima sekarang sudah memuaskan? “Waduhhh, hahaha,, saya tidak mau bicara itu. Saya sih dalam setiap posisi selalu melihat tantangan, bukan sekadar itu,” ujarnya sambil terbahak. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved