Management zkumparan

Badan Restorasi Gambut Kenalkan Teknologi Baru

Badan Restorasi Gambut Kenalkan Teknologi Baru
Badan Restorasi Gambut memperkenalkan SIPALAGA
Badan Restorasi Gambut memperkenalkan SIPALAGA

Seringnya terjadi kebakaran di lahan gambut yang banyak menyebabkan kerugian besar, mendorong Badan Restorasi Gambut memperkenalkan Sistem Pemantauan Air Lahan Gambut (SIPALAGA).

Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut, Haris Gunawan, menjelakan, sistem ini merupakan platform pemantauan data real time yang berasal dari alat pemantau Tinggi Muka Air (TMA) yang dapat mengukur kelembaban tanah gambut, tingkat curah hujan,suhu dan kelembapan udara, serta arah dan kecepatan angin.

Adapun fungsi SIPALAGA ini untuk mengatur proses perekaman data TMA hingga penyajian data di website secara real-time yang berbasis telemeri. Alat ini bisa merekam parameteri tinggi muka air, kelembaban tanah dan curah hujan per 10 menit dan akan mengirimkan datanya setiap harinya.

Menurut Haris, alat ini sangat penting untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan emisi gas rumah kaca. “Di Indonesia, luasan gambut yang 12 juta hektar, pemantauan untuk ini tidak mungkin jika tanpa bantuan teknologi. Dari ancamananya juga sangat besar , pada tahun 2015 kerugian sangat besar akibat kebakaran, dari sisi ekonomi sangat tinggi, dari sekitar kesehatan 500 orang masuk rumah sakit dan berapa banyak penerbangan yang tidak bisa terbang dan itu berlangsung kurang lebih 3 bulan,” jelasnya.

Ia berharap dengan adanya SIPALAGA ini bisa mendukung berkembangnya informasi dan ketersediaan data secara historis/series. “Kalau gambut sudah terbakar akan susah ditangani sehingga untuk pencengahan maka u kami kemas dengan satu sistem ini,” ujarnya.

Adapun saat ini alat Pemantauan TMA ini sudah terpasang sebanyak 142 buah yang tersebar di 7 provinsi prioritas restorasi yaitu di Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua. “Tahun ini kami targetkan akan memasang sebanyak 20 unit di 6 provinsi,” kata Haris.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved