Management

Bangun Pelabuhan, Pelindo II Butuh Rp 5 Triliun Tiap Tahun

Bangun Pelabuhan, Pelindo II Butuh Rp 5 Triliun Tiap Tahun

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) membutuhkan sekitar Rp 5 triliun pertahun untuk investasi pembangunan pelabuhan Tanjung Priok hingga 2020 mendatang. Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G. Masassya mengatakan pengembangan pelabuhan menelan dana sekitar Rp 46 triliun untuk membangun infrastuktur dan suprastruktur yaitu peralatan dan sistem. Namun, penggunaannya tidak sekaligus melainkan secara bertahap.

“Setiap tahun kami mengeluarkan untuk contruction cost, termasuk tahun ini sekitar Rp 5,2 triliun untuk capex-nya yang kami siapkan untuk membangun proyek strategis. Tentu ada tahapan-tahapannya. Kami menggunakan kas internal, namun jika dibutuhkan kami menggunakan dana eksternal baik melalui penerbitan surat utang atau melalui pinjaman perbankan. Kami sebagai BUMN harus mandiri,” kata dia.

Saat ini, lanjut dia, dalam rencana bisnis perseroan, ada empat proyek strategis nasional terkait dengan pelabuhan. Pertama, pengembangan Tanjung Priuk yakni Proyek Kalibaru. Rencananya, ada lima pelabuhan baru yang disebut terminal. Pertama New Priok Container Terminal 1 (NPCT 1) yang sudah beroperasi September 2016 lalu. Menyusul akan dibangun dua lagi yaitu NPCT 2 dan NPCT 3 untuk peti kemas.

“Sehingga, ada tiga terminal dan dua produk terminal yaitu produk terminal satu dan produk terminal dua. Produk terminal ini kami arahkan untuk liquid produk seperti oil, gas. Kami melihat di Indonesia ini dibutuhkan juga hub distribution untuk oil dan gas. Sehingga, kami support barang oil dan gas bisa lebih cepat,” kata dia.

Menurut dia, kapasitas untuk seluruh terminal di Tanjung Priok saat ini sekitar 7 juta TEUs. Seiring pertumbuhan ekonomi, kebutuhan terminal baru juga meningkat. Dengan tiga terminal container yang masing-masing kapasitasnya 1,5 juta TEUs sehingga menjadi 4,5 juta TEUs, ditambah 7 juta TEUs jadi 11,5 juta TEUs. Kapasitas sebesar ini dinilai cukup untuk mengakogmodasi pertumbuhan ekspor-impor barang melalui pelabuhan Tanjung Priok sampai lima tahun ke depan.

“Di luar Tanjung Priok, kami juga mempunyai rencana membangun pelabuhan baru di Kijing, Kalimantan Barat. Konektivitas harus mencakup Indonesia Bagian Barat hingga Timur. Indonesia bagian Timur membutuhkan pelabuhan bertaraf internasional yang besar. Akses masuk-keluar barang bisa lebih mudah ke Indonesia bagian Timur melalui Pelabuhan Kijing dengan kapasitas perkiraan 2,5 juta TEUs,” ujar dia. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved