Management zkumparan

Bank Mandiri Taspen Perbesar Porsi Kredit Pensiunan, Alasannya?

Bank Mandiri Taspen Perbesar Porsi Kredit Pensiunan, Alasannya?
Joshephus Koernianto Triprakoso

Joshephus Koernianto Triprakoso, Direktur Utama Bank Mandiri Taspen

Bank patungan dari dua perusahaan pelat merah, PT Bank Mandiri Taspen, memutuskan memperbesar porsi kredit pensiunan. Sebelumnya, ketika masih bernama Bank Sinar Harapan Bali, bank tersebut fokus pada kredit bisnis mikro dan usaha kecil. Namun sejak berganti kepemilikan, haluan bisnisnya berubah: menyasar kredit pensiunan. Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Joshephus Koernianto Triprakoso mengakui memang ketika masih bernama Bank Sinar Harapan Bali, bank tersebut 100% menyasar nasabah mikro. Namun kini, porsinya perlahan-lahan dikurangi. “Kami fokus menyasar pensiunan, tapi bukan berarti melupakan segmen ritel dan mikro,” ujarnya.

Tahun 2015, kredit mikro dan ritel Bank Mandiri Taspen masih mendominasi, hingga 88%. Namun, pada 2016 menurun menjadi 50% dan menurun lagi menjadi 34% per April 2017. Pada 2021 Bank ini menargetkan peruntukan kredit ritel dan mikro hanya 20%, dan sisanya sebanyak 80% fokus menggarap pensiunan. “Kami ingin menjadi The Best Pension Business Bank in Indonesia di tahun 2021,” ujar Josh. Di tengah laju perekonomian tahun 2016 yang melambat, menurut dia, Bank Mandiri Taspen berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar Rp 4,9 triliun atau tumbuh 210,91% (YoY) dari sebelumnya Rp 1,5 triliun di akhir Desember 2015.

Pertumbuhan kredit didorong portofolio kredit pensiun yang tumbuh 1.360% (YoY), dari Rp 187 miliar per Desember 2015 menjadi Rp 2,7 triliun di akhir 2016. Adapun segmen ritel tumbuh 48,7% dan segmen mikro tumbuh 65,7%.

Bank Mandiri Taspen juga berhasil mencatatkan laba bersih Rp 50,7 miliar atau tumbuh 109,90% (YoY) dari Desember 2015 yang sebesar Rp 24,39 miliar. Dengan bunga 14,2% per tahun, per April 2017 debitor kredit di Bank Mandiri Taspen tercatat telah mencapai 13.211 orang, naik dari 11.476 debitor per April 2016 dan 12.981 debitor pada Desember 2016. Adapun dana yang tersalurkan per April 2017 untuk kredit pensiunan mencapai Rp 4,3 triliun, kredit ritel Rp 1,2 triliun, dan kredit mikro Rp 1,2 triliun.

Demi mengejar target debitor pensiunan, Bank Mandiri Taspen menyiapkan strategi mematok plafon kredit hingga Rp 300 juta dengan jangka waktu pinjaman hingga debitor berusia 75 tahun. Bank tersebut juga baru-baru ini meluncurkan program sehat dan edukasi perbankan kepada pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI/Polri. Hal itu bertujuan meningkatkan kesehatan orang lanjut usia agar tetap aktif dan produktif. “Program sehat bersama Mandiri Taspen dan literasi keuangan sebagai bukti komitmen kami untuk memberikan apresiasi kepada pensiunan PNS dan TNI/Polri,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi kredit macet, Bank Mandiri Taspen menerapkan pendekatan personal dengan melayangkan surat pemberitahuan tentang jatuh tempo kredit tiga hari sebelumnya, yang ditindaklanjuti dengan surat penagihan bila tiga hari setelah tanggal jatuh tempo belum juga dibayar, dan pada hari ke 7 akan didatangi bila belum juga melunasi. “Kami menerapkan prinsip 3-3-7”. Cara ini menurut Josh terbukti mampu menekan NPL di angka 0,9%.

Yan Mona Fridayanti (30 tahun) adalah bidan praktik swasta di pinggiran Denpasar yang merasa terbantu dapat menikmati fasilitas kredit yang ditawarkan Bank Mandiri Taspen. Ibu dua anak yang membuka praktik swasta bidan sejak April 2014 ini mengaku meminjam Rp 510 juta pada Desember 2016. Uang tersebut ia gunakan untuk menambah fasilitas ruang rawat inap dan ruang tindakan, serta pembeliaan alat kesehatan lainnya. “Bunganya 9% flat dan jangka waktu pinjaman lima tahun,“ ungkapnya. Cicilannya sebesar Rp 12 juta per bulan, sehingga tidak begitu memberatkan Yan Mona yang dari praktik bidannya memperoleh pendapatan bersih rata-rata Rp 30 juta per bulan. (Reportase: Silawati)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved