Management Strategy

Batan Tek Sodorkan Pengganti BBM

Batan Tek Sodorkan Pengganti BBM

Energi selalu jadi buah bibir dunia, terutama akhir-akhir ini ketika Indonesia menghadapi ancaman kenaikan harga BBM dan listrik. Di tengah perdebatan seputar penghapusan subsidi untuk BBM dan listrik, sejumlah ahli energi dan sumber daya mineral menganjurkan alternatif. Nuklir dan hidrogen merupakan alternatif yang dimaksud.

“Nuklir dan hidrogen merupakan energi masa depan,” ujar Direktur Utama PT Batan Teknologi Persero (Batan Tek), Yudiutomo Imardjoko pada SWA online (28/1). Aplikasi teknologi nuklir yang disodorkan Batan Tek adalah isotop medis. Selain itu, sel bahan bakar (fuel cell) hidrogen merupakan potensi baru yang disodorkan Batan Tek tahun 2013.

Direktur Utama Batan Tek

Namun dalam penerapan teknologi nuklir, Indonesia menganut prinsip proven technology. “Maksudnya, Indonesia hanya menerima teknologi nuklir yang sudah berhasil diaplikasikan di negara lain. Dampaknya, sesama negara pengguna nuklir pun saling menunggu keberhasilan negeri lain dulu,” terang Yudi seraya mengungkapkan kerinduannya menjadi perintis di bidang teknologi.

Maka, keputusan doktor nuklir dari Iowa State University ini mendirikan reaktor nuklir demi produksi radioisotop medis di AS pada 2016 pun makin berdasar. Yudi mengungkapkan, Batan Tek serta Babcock and Wilcox AS akan bangun 2 reaktor yang digabung dalam 1 sistem dan berkapasitas 4400 currie. Reaktor baru itu dirancang dengan kebutuhan daya 900 kilowatt dan bahan bakar uranium cair yang digantikan 20 tahun sekali saja. Sebagai gambaran kasar, 1 gram uranium padat menghasilkan panas setara 1 ton batubara.

Tahun ini pula, Batan Tek meneliti pengembangan fuel cell hidrogen untuk menggerakkan mobil listrik. Sel tersebut mengubah air laut menjadi listrik dengan bantuan reaktor nuklir. Yudi meyakinkan bahwa fuel cell merupakan jawaban atas permasalahan kelangkaan BBM. “Tak perlu bayar mahal, tak perlu antre lama,” tegasnya. Walaupun demikian, Batan Tek tetap tergantung pada political will pemerintah.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Teknologi Konversi Energi BPPT, Taufan Surana, mengungkapkan, penerapan nuklir Batan Tek lebih murah dan relatif cepat sebab industri energi baru itu sudah memegang hak paten sendiri. “Supaya bisa membesar, Batan Tek harus meningkatkan fasilitas dan SDM-nya,” katanya menyimpulkan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved