Management Strategy

BI: Era Inflasi Tinggi Segera Berakhir

BI: Era Inflasi Tinggi Segera Berakhir

Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Bisa juga diartikan sebagai penurunan nilai uang dalam negeri. Kini, masyarakat bisa berharap nilai uangnya tak merosot terlalu dalam. Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo optimis era inflasi tinggi di Tanah Air akan segera berakhir.

Bank Sentral yang mengemban amanah menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi, mengapresiasi upaya pemerintah pusat yang telah bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menjaga fundamental ekonomi. Bank Sentral menyambut baik perkembangan ekonomi di dalam negeri.

“Kalau ini bisa dijaga, reformasi struktural terus berjalan baik, inflasi kita bisa di bawah 5%. Untuk tahun 2015, BI yakin inflasi bisa 4% dan bahkan di bawah 4%. Di masa lalu kita pernah 17%, 11%, di 2013-14 pernah 8,3%. Era inflasi yg tinggi di Indonesia segera bisa kita lewati,” ujar Agus di Jakarta, Jumat (27/2).

agus marto

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (IST)

Masalah klasik seperti kenaikan tarif transportasi sudah terkendali. Himbauan dari pemerintah pusat lewat Kementerian Perhubungan dan Kementerian Dalam Negeri untuk menyesuaikan tarif angkutan kota telah ditindaklanjuti dengan baik oleh pemerintah provinsi, kabupaten/kota.

“Ini yang klasik. Tarif transportasi terkendali. Sumber deflasi yang lain adalah penurunan harga BBM. Cabe merah dan rawit itu komponen kecil (di inflasi), tapi kalau harganya melambung juga bisa mendorong inflasi,” katanya.

Koordinasi bagus antara pemerintah pusat dan daerah, lanjut Agus, juga membuat harga beras dan beberapa bahan pangan pokok lainnya terkendali. Dukungan pemda dalam mengamankan suplai beras ke berbagai daerah berhasil menjaga harga beras tak melonjak tajam hingga panen tiba yang diperkirakan Maret-April nanti.

“Januari kemarin sudah deflasi. Februari, kami melihat bisa terjadi deflasi lagi meski di akhir bulan ada tekanan. Deflasi bisa 0,2% mtm sehingga yoy bisa dibawah 6,5%. Isu lain seperti kenaikan pajak, elpiji, listrik dan lainnya harus segera dibicarakan agar inflasi tetap terkendali,” katanya.

Kondisi ini, lanjut dia harus terus dipertahankan di tengah kondisi perekonomian global yang masih belum menentu. Saat ekonomi Amerika Serikat mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, tren penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain juga masih berlanjut.

“Tantangannya adalah skema subsidi tetap saat nanti harga minyak mentah dunia mulai naik lagi. Sekarang, tidak ada masalah karena harga minyaknya rendah. Tapi, kita harus konsisten dengan skema subsidi tetap hasil dari reformasi di sektor BBM,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved