Management Strategy

Bidik Kargo BUMN, Ini Strategi Djakarta Lloyd

Bidik Kargo BUMN, Ini Strategi Djakarta Lloyd

PT Djakarta Lloyd mengincar muatan kargo BUMN untuk mendongkrak perolehan laba tahun ini. BUMN pelayaran yang bergerak di bidang angkutan barang itu menargetkan laba hngga Rp 65 miliar dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016. Modal mereka adalah kontrak jangka panjang selama 15 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yakni pengangkutan batu bara sebesar 1 juta metrik ton per tahun.

“Selama tiga tahun berjalan, performance kami bagus. Tidak pernah ada komplain. Order kami (volumenya) nambah terus,” kata Direktur Utama Djakarta Lloyd, Arham S. Torik.

Ia berharap cerita sukses ini bisa membuka hati Kementerian BUMN serta para petinggi BUMN, seperti PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Antam (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk mau memanfaatkan jasa angkutan kapal milik Djakarta Lloyd. Tidak usah besar-besar, cukup 10% dari kontrak pengangkutan yang kini diberikan kepada swasta. Penugasan tersebut akan membuat Djakarta Lloyd semakin kompetitif. Dengan adanya Penyertaan Modal Negara sebesar Rp 350 miliar pada tahun 2015 lalu, perseroan siap membeli 7 kapal baru, yakni 5 kapal tongkang dan 2 Handymax.

Foto: BUMN.go.id

Foto: BUMN.go.id

Dengan aset kapal yang dibeli di harga sekarang, saat harga kapal sedang turun, BUMN pelayaran ini jauh lebih kompetitif. Dengan uang Rp 142 miliar, perusahaan tak hanya beli satu, tapi tiga kapal Handymax sekaligus karena harga kapal sudah turun.

“(Operasional) Kami paling efisien. Oleh karena itu, kami berani memberi diskon 2-5%, bahkan sampai 7,5% dari harga pengangkutan kapal yang kini diserahkan ke swasta kepada BUMN yang mau memberi kami kontrak jangka panjang,” kata Arham.

Dengan adanya kepastian kargo, lanjut dia, Djakarta Lloyd bisa menggandeng partner strategis seperti Northern Shipping dan K Line Shipping, yang keahlian dan pengalamannya sudah tidak diragukan lagi dalam seluk-beluk pengangkutan barang di seluruh dunia. Ia berharap Kementerian BUMN mau memberi keleluasaan kepada perusahaan BUMN untuk bisa memberikan penugasan angkutan barang kepada Djakarta Lloyd.

“Kami sudah melakukan pendekatan kepada BUMN yang dibidik seperti Pertamina, Bukit Asam, Antam, Semen Indonesia, dan lainnya. Mudah-mudahan, hasilnya bagus. Tapi, jelas tidak mudah. Kami juga sedang mengurus perubahan peruntukan untuk PMN yang kami peroleh agar bisa membeli lebih banyak kapal,” katanya.

Kinerja Djakarta Lloyd terus membaik. Kalau pada 2014, laba hanya Rp 12 miliar, pada 2015 keuntungan mereka naik menjadi Rp 18 miliar (unaudited). Tahun ini, mereka menargetkan laba sekitar Rp 65 miliar. Pemerintah lewat Kementerian BUMN masih menjadi pemegang saham terbesar yakni 78% dan sisanya kreditur swasta. BUMN pelayaran itu berhasil bangkit dari keterpurukan dengan melakukan financial engineering yakni gabungan strategi haircut dan debt to equity swap. Diawali, dengan upaya penundaan kewajiban pembayaran utang.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved