Management Strategy

Bisnis Shipping Terasa Sarat Ketidakpastian

Bisnis Shipping Terasa Sarat Ketidakpastian

Perusahaan pelayaran pengangkut petikemas raksasa dunia, Maersk Line, baru saja memperkenalkan “Daily Maersk”, sebuah layanan ke enam rute: dari Jakarta (Indonesia) atau Laem Chabang (Thailand) ke Bremerhaven (Jerman), Rotterdam (Belanda) atau Felixstowe (Inggris).

Pelayaran perdana Daily Maersk akan dilakukan pada 21 November mendatang. Layanan ini menjanjikan untuk mengantarkan kargo pelanggan ke rute-rute tersebut di atas dalam waktu 31 hari. Jika lewat dari 31 hari, maka pelanggan akan mendapat kompensasi keterlambatan.

Erry Hardianto, GM Senior Trade & Marketing PT Pelayaran Bintang Putih (Agen Maersk Line), mengklaim dengan adanya Daily Maersk ini, maka bisnis pelayaran pengangkutan petikemas (shipping) akan terasa membosankan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu layanan Daily Maersk dan mengapa bisa membuat bisnis shipping menjadi membosankan, berikut adalah petikan wawancara dengan Erry:

Apa itu Daily Maersk?

Daily Maersk sebenarnya merupakan layanan yang setahun lalu sudah kami launching. Selama setahun itu, kami sukses melayani rute-rute kota Shanghai, Ningbo, Yantian, Tanjung Pelepas (Malaysia) dari dan ke Bremerhaven, Rotterdam atau Felixstowe. Kini, layanan serupa hadir di Laem Chabang dan Jakarta.

Layanan ini terbukti mampu menghantarkan kargo pelanggan ke rute-rute tersebut dalam waktu hanya dalam 31 hari. Jadi, berdasarkan pencapaian tersebut, kami memutuskan untuk memperluas Daily Maersk untuk pelanggan kami dengan penambahan rute-rute ini.

Jika lewat dari 31 hari, kompensasi apa yang pelanggan dapat?

Jika terlambat 1-3 hari, kami akan mengganti US$ 100 per kontainer, dan jika lebih dari 4 hari US$ 300 per kontainer.

Kompensasi itu apa tidak terlalu kecil jika dibandingkan dengan kerugian pelanggan?

Ada dua masalah yang biasa terjadi di shipping. Operator tidak on time atau customer yang tidak menepati janji. Mereka bilang mau booking 100 boks, tapi ternyata hanya 25 boks. Padahal space sudah kami sediakan. Nah, kami tidak mengenakan penalti untuk costumer, namun kami akan bayar jika kami fail to deliver on time. Jadi kompensasi US$ 100-300 per kontainer cukup masuk akal.

Mengapa Anda mengatakan Daily Maersk bisa membuat bisnis shipping terasa membosankan?

Fakta yang terjadi di bisnis shipping saat ini adalah 2-4 atau 50% pengiriman mengalami delay (keterlambatan). Mengapa? Sering kali terjadi ketidakpastian di pelabuhan, baik itu saat di pelabuhan di mana barang dikirim maupun di pelabuhan tujuan. Biasanya untuk urusan bongkar muat memakan waktu dua hari, itu juga terbilang cepat. Kadang bisa sampai lima hari.

Nah, kalau layanan Daily Maersk menjanjikan 31 hari pasti sampai ke tujuan. Klien tidak perlu lagi tegang memikirkan apakah pengiriman tepat waktu keterlambatan, kondisi di pelabuhan bagaimana, dan sebagainya. Jadi, kepastian yang kami berikan bisa membuat mereka lebih santai dan terasa membosankan.

Biasanya shipping ke rute-rute tadi membutuhkan waktu berapa lama? 31 hari artinya menghemat berapa hari dari biasanya?

Kompetitor kami mengatakan 28 hari untuk shipping ke wilayah Eropa Utara ke Jakarta dan sebaliknya.

Lalu kenapa Maersk Line menawarkan 31 hari, bukan lebih cepat dari 28 hari? Bagaimana hitung-hitungannya?

28 hari itu hanya waktu di laut saja, belum termasuk urusan pengiriman dan penyampaian barang ke coustumer. Seperti yang saya jelaskan tadi, di pelabuhan waktunya sangat tidak pasti. Nah kalau kami 31 satu hari itu sudah total waktu pengiriman dan penyampaian barang ke costumer. Tidak ada perubahan dokumentasi.

Kenapa Daily Maersk bisa memberikan kepastian?

Jika kompetitor 50% mengalami keterlambatan, maka sejarah pengiriman barang yang dilakukan oleh kami adalah keterlambatan kami hanya 2%. Artinya tingkat keberhasilan kami mengirim barang tepat waktu sebesar 98%.

Alasan teknis yang membuat pengiriman Mearsk Line bisa tepat waktu? Apa yang dipangkas?

Kami punya 70 vessels. Gate in kami setiap hari dan cut-offs dua kali dalam seminggu. Kiriman kontainer dari Jakarta akan dibawa ke Pelabuhan Tanjung Pelepas Malaysia dan Pelabuhan Singapura untuk kemudian diangkut ke tiga pelabuhan di Eropa ini. Jakarta hanya reguler feeder saja, mengingat infrastruktur di sini yang belum memungkinkan untuk kapal berukuran raksasa.

Kalau ada feeder yang bermasalah, tidak perlu menunggu tujuh hari, di mana hal itu biasa terjadi kalau rooling kargo. Kami punya daily daparture dari Tanjung Pelepas ke Jakarta, sehingga jika terjadi masalah, besok bisa connect lagi. Dari Jakarta kami mengoperasikan dua feeder eksport.

Terminal Kargo Kali Baru di tanjung Priok sedang dibangun, apakah nantinya Mearsk Line tidak perlu lagi transit di Tanjung Pelepas?

Ya, kalau infrastrukturnya sudah memungkinkan, kami tidak perlu lagi ke Tangjung Pelepas.

Saat ini Mearsk Line di Indonesia sudah melayani berapa volume untuk pengiriman dan penerimaan barang?

Akhir tahun lalu kami loading ekspor-impor sebesar 180 ribu TEU’s. Hingga Agustus ada sekitar 110 TEU’s, dibandingkan secara year on year angka itu turun 3%. Penurunan terjadi karena krisis Eropa.

Apakah dengan adanya layanan Daily Marsk ada tambahan target volume?

Kami tidak ada spesifik target, kami sadar kondisi di Eropa belum stabil. Yang kami lakukan adalah kami ingin growth dengan market. Dari segi market share tidak menurun, kami masih memimpin berada di sekitar 23%, tapi actual kargonya lebih rendah, karena kondisi Eropa tadi yang belum stabil.

Kabarnya, pelaku industri shipping akan menaikkan tarif pengiriman?

Harga bahan bakar saat ini sudah naik berlipat-lipat. Sedangkan rate yang ada sekarang sudah sangat tidak masuk akal, di level US$ 1200 per 24 feet kontainer. Hanya cukup bagi kami untuk bertahan. Rencananya kami akan menaikkan US$ 500 hingga US$ 1000 per 1 November nanti. Kenaikan ini untuk tujuan Eropa dan mediterania.

Jika tidak dinaikkan, kami tidak akan bisa berinvestasi di bisnis ini, tidak bisa berinovasi dan tidak bisa mengembangkan layanan.

(Lila Intana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved